SuaraSumbar.id - Tiga ekor Harimau Sumatera dilaporkan meresahkan warga Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar). Harimau tersebut dikabarkan berkeliaran dekat permukiman masyarakat di Jorong Sungai Puah, Nagari Persiapan Balun, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD).
Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar mengaku telah menerima laporan tersebut. Pihak BKSDA pun telah mendatangi lokasi dan memasang kamera trap atau kamera penjebak.
“Langkah awal dari kita adalah mengumpulkan keterangan dari saksi mata, selanjutnya mencari jejak di lapangan serta memasang kamera trap, dan untuk kamera ada lima buah yang akan kita pasang nantinya,” kata Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Senin (27/9/2021).
Dari hasil tersebut, kata Ardi, pihaknya akan menganalisa jumlah harimau, umur, dan ukuran serta jenis kelamin sebagai pertimbangan lebih lanjut.
Hal ini dilakukan untuk menciptakan ketentraman pada masyarakat dan juga demi keselamatan satwa liar jenis Harimau Sumatera dari tindakan pemburu liar.
Ardi mengimbau untuk warga yang mau berkebun jangan pergi sendirian. Kemudian untuk beraktivitas sebaiknya di siang hari saja, mengingat satwa ini berburu pada sore, malam hingga pagi hari.
“Masyarakat diharapkan membawa petasan untuk dibunyikan di kebunnya ketika sedang beraktivitas,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Resor Solok Afrilius mengatakan, pihaknya akan melakukan penanganan agar masyarakat tenang dan dapat beraktivitas seperti semula.
“Dilihat dari lokasi kejadian yang bersebelahan dengan kawasan TNKS kita akan lakukan pengusiran dengan menggunakan bunyi-bunyian dengan meriam karbit yang kita bawa,” jelasnya.
Baca Juga: Sepak Takraw Sumatera Barat Incar Medali Emas PON Papua
Ia menambahkan bahwa satwa liar jenis Harimau Sumatera adalah jenis satwa liar yang sangat menghindari kontak dengan masyarakat kalau bukan karna dua hal.
“Yang pertama karena habitatnya yang terganggu oleh aktivitas masyarakat serta bisa juga sudah tidak tersedianya kecukupan satwa mangsa akibat perburuan yang dilakukan oleh masyarakat,” jelasnya.
Kalau benar informasi bahwa harimau tersebut adalah induk dan 2 ekor anaknya, maka kemungkinan sang induk dalam masa menyapih anak untuk berburu satwa mangsa atau makanan.
Dia mengatakan, sebelum turun ke lapangan pihaknya dari BKSDA juga sudah berkomunikasi dengan rekan-rekan dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan KPHL Batang Hari serta berkoordinasi dengan Polsek setempat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Sumbar Kebanjiran Duit! Transfer Pusat Tembus Rp 13,87 Triliun, Tapi...
-
Semen Padang FC Makin Terpuruk, Kalah 0-2 dari Persita Tangerang
-
10 Vitamin Lansia Paling Bagus, Tetap Sehat dan Aktif di Usia Senja!
-
Bolehkan Zikir dengan Biji Tasbih? Ini Penjelasan Ulama
-
Benarkah Nasi Goreng Pemicu Keracunan MBG di Agam? Kepastian Masih Menunggu Hasil BPOM Padang