SuaraSumbar.id - Angka kematian pasien Covid-19 paling tinggi berada di rentang usia 60-69 tahun. Risiko kematian akan menjadi tinggi jika pasien menderita gejala lebih banyak dan memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Hal itu diungkapkan epidemiologi Universitas Andalas (Unand), Defriman Djafri dalam rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Sumatera Barat (Sumbar).
Menurut Defriman, risiko kematian pasien yang tidak divaksin dan baru mendapatkan vaksin pertama juga lebih tinggi dibandingkan yang telah mendapatkan dua kali suntikan vaksin.
Dia merekomendasikan peningkatan kapasitas rumah sakit untuk penanganan pasien Covid-19.
Baca Juga: Polemik Rektor Unand Dipolisikan Gegara Perumahan Dosen, Ini Klarifikasi Pihak Kampus
“Audit kematian perlu dilakukan ke depan, agar data awal ini bisa dijadikan dasar (clue) menentukan penyebab apakah secara langsung atau tidak langsung kematian Covid-19 di Sumbar," katanya, dikutip dari Covesia.com - jaringan Suara.com, Rabu (11/8/2021).
Defriman mengungkapkan, ada lima penyakit penyerta atau komorbid yang memiliki risiko tinggi terhadap kematian pasien Covid-19 di Sumbar.
“ARDS, Pneumonia, kanker, PPOK dan diabetes merupakan lima peringkat komorbid yang berisiko tertinggi kematian Covid-19 di Sumatra Barat,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, kajian ini merupakan data evidence based ilmiah menggambarkan karakteristik epidemiologi & faktor risiko kematian Covid-19 di Sumbar.
Tak hanya itu, epidiemolog Unand itu juga menyebutkan bahwa pasien meninggal di Sumbar didominasi oleh pasien laki-laki. Pasien laki-laki yang sembuh juga lebih sedikit dibandingkan pasien perempuan.
Baca Juga: Kisruh Pembongkaran Rumah, Rektor Unand Dipolisikan Dosen Sendiri
Terakhir, Defriman merekomendasikan agar diupayakan ada kategori penilaian indeks penerapan prokes, sehingga bisa dipantau secara berkala dan dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan.
Berita Terkait
-
Bagaimana Penanganan Mentawai Usai Lepas Status Daerah Tertinggal?
-
Kejahatan Lingkungan Picu Lonjakan Bunuh Diri Massal Masyarakat Adat, Ini Penjelasan Pakar Hukum
-
Sampaikan Petisi Manifesto Penyelamatan Bangsa Civitas Unand Padang Turun ke Jalan
-
Sosok TKA Mahasiswa yang Kepergok Mesum di Masjid, Baru Jadi Garin 3 Minggu
-
Viral Sepasang Mahasiswa Unand Diduga Mesum Di Masjid Kampus, Ngaku Sudah 3 Kali Lakukan Hal Tak Senonoh
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Kasus Polisi Tembak Mati Polisi di Solok Selatan, Sahroni Tekankan Hal Ini di Polda Sumbar
-
Perintah Kapolri, Propam dan Irwasum Tangani Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
-
Detik-detik AKP Dadang Tembak Mati AKP Ulil, Kompolnas: Kapolres Solok Selatan Berlindung di Ruang Tengah!
-
Lokasi Tambang Galian C Ilegal, Diduga Pemicu Polisi Tembak Polisi di Polres Solok Selatan
-
Jelang Natal dan Tahun Baru, 10 Bus Pariwisata di Sumbar Tak Laik Jalan