Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 18 Juli 2021 | 19:36 WIB
Awalludin datangi Polresta Padang untuk minta maaf setelah videonya viral. [Suara.com/ B. Rahmat]

SuaraSumbar.id - Pria yang mengaku tertusuk pena hingga berdarah-darah di posko PPKM Darurat Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) akhirnya mendatangi Polresta Padang, Minggu (18/7/2021).

Kedatangan pria bernama Awalludin Rao untuk meminta maaf kepada seluruh petugas yang ada di lokasi Pos Sekat Lubuk Paraku, di jalan utama Padang-Solok.

"Saya datang ke sini dengan kesadaran sendiri terkait perilaku saya yang ada dalam video yang beredar," katanya.

Awalludin mengaku tidak akan mengulangi perbuatannya. Menurutnya, tugas dari pemerintah sangat berat, terutama petugas di lapangan dalam pencegahan penularan Covid-19.

Baca Juga: ACT Luncurkan Humanity Food Bus, Siap Sajikan 5.000 Porsi Makanan Setiap Hari

"Saya kira, bagi diri saya ini merupakan permohonan maaf kepada institusi kepolisian," katanya.

Dia mengaku tidak berniat untuk menjelek-jelekkan institusi kepolisian. Dia mendukung penuh kepolisian untuk menjalankan tugas-tugasnya dalam hal ini bertugas di pos penyeketan.

"Kedatangan saya ke sini adalah atas kesadaran saya sendiri dan tanpa ada paksaan," imbuhnya.

"Saya juga minta maaf atas viralnya video tersebut sehingga mengganggu konsentrasi atau menambah kerja dari petugas," tuturnya lagi.

Sebelumnya, video pria dengan wajah berlumuran darah viral di sosial media (medsos) Facebook hingga tersebar di sejumlah grup WhatsApp, Sabtu (17/7/2021).

Baca Juga: Pangdam Jaya Pergoki Banyak Warga Jakarta Ngobrol Tanpa Masker di dalam Gang

Dalam video yang beredar, wajah pria itu tampak berdarah-darah. Dia mengaku tertusuk pena saat berada di Pos penyekatan PPKM Darurat di perbatasan Kota Padang dan Kabupaten Solok.

Dalam rekaman video, pria itu mengaku keluar dari Kota Padang untuk melihat truk miliknya yang terbalik. Lantas, dia melapor ke petugas pos PPKM untuk keluar dan akan kembali ke Padang.

"Tidak lebih dari setengah jam (lokasi truknya yang terbalik). Sampai di sini ketika saya mau balik ke rumah, saya dihambat. Ditanyanya sama siapa tadi melapor, namun saya lupa, karena begitu banyak petugasnya," katanya.

"Akhirnya saya didorong pak, saya megang pena pak. Tertusuk ke mata saya, sudah buta pak," sebutnya lagi.

Selain itu, pria itu juga menyebutkan nama komandan Pos PPKM perbatasan Padang-Solok saat itu.

"Ini komandannya disini pak Nesmon pak. Banyak lagi yang lain-lain. Semua aparat," katanya.

Pria juga bersumpah bahwa dirinya didorong oleh petugas sehingga matanya tertusuk pena.

"Demi Allah, demi Rasulullah SAW. Didorongkan oleh anggota pak Nesmon. Mata saya buta. Masuk pena satu pak. Ini darahnya semua pak," sambil memperlihatkan tangannya berlumuran darah.

Kontributor : B Rahmat

Load More