SuaraSumbar.id - Keluarga harmonis menjadi mimpi dan cita-cita banyak orang. Namun, defenisi harmonis setiap orang ternyata tidak sama alias berbeda-beda.
Menurut psikiater dr. Ida Rochmawati, Sp.KJ, tidak ada keluarga yang benar-benar harmonis alias benar-benar tanpa masalah.
“Jadi kata harmonis itu kan seimbang ya, tapi dalam persepsi saya sebenarnya tidak ada keluarga yang benar-benar ideal dan harmonis. Bahkan tidak semuanya bersih dari masalah, pasti ada masalahnya,” katanya dalam acara webinar Keluarga Sehat, Keluarga Bahagia, Senin (28/6/2021).
Meski hubungan keluarga tidak selalu akur dan memiliki masalah, menurutnya keluarga harmonis bisa dibangun lewat dua cara. Yang pertama adalah peran dalam keluarga yang mendukung satu sama lain. Kedua adalah saling kompromi.
Bagaimanapun, dalam hubungan keluarga saling kompromi perlu dibangun. Di mana, masing-masing anggota keluarga perlu menerima kekurangan satu dan lainnya.
“Jadi kalau hubungan yang harmonis atau tidak, menurut saya fleksibel. Jadi mereka memiliki ukuran yang berbeda-beda,” ungkap dr. Ida Rochmawati lebih lanjut.
dr. Ida membagikan cerita bagaimana hubungan keluarga terjadi dalam hidupnya. Sebagai seorang anak, saat kedua orang tuanya sudah menikah selama 53 tahun, menurutnya ada dinamika maupun masalah yang dihadapinya.
“Mereka juga penuh dinamika, jadi kalau dibilang keluarga harmonis itu agak nyeleneh ya. Saya juga lihat harmonis itu sangat-sangat fleksibel, tapi saya belajar dari mereka bagaimana saling kompromi itu perlu, dan tidak meletakkan arogansi dalam keluarga. Bukan hierarki, tapi hubungan yang saling memberi dan menguatkan satu sama lain,” tutup dr. Ida Rochmawati. (Suara.com)
Baca Juga: Psikiater Sebut Tidak Ada Keluarga yang Benar-benar Harmonis, Apa Maksudnya?
Berita Terkait
-
Anda Punya Masalah Mental ? Ini Perbedaan Psikiater dan Psikolog
-
Cerita Pengidap Vaginismus Hadapi Trauma: Vagina Saya Seperti Menolak
-
5 Doa Untuk Keluarga, Agar Selalu Harmonis dan Terjaga Kerukunannya
-
Psikiater Ungkap Penyintas Covid-19 Bisa Alami Gangguan Psikologis
-
Sakit Menahun, Nenek Mijem Nekat Akhiri Hidup di Kandang Kambing
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Benarkah Otak Lelah Bisa Simpan Memori Lebih Baik? Ini Penjelasannya
-
15 Personel Polri Terdampak Putusan MK yang Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Mayoritas Jenderal
-
Polisi Bukittinggi Ringkus Pengirim Kerupuk Sanjai Berisi Sabu, Modusnya Terungkap dalam 12 Jam
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Jebloskan Luhut ke Penjara, Benarkah?
-
Semen Padang FC Harus Bangkit Demi Keluar dari Zona Degradasi, Ini Pesan Dejan Antonic