Riki Chandra
Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:57 WIB
Salah satu kondisi rumah warga rusak dampak banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Pemkab Agam membutuhkan 525 hunian sementara bagi korban bencana hidrometeorologi.

  • Kerusakan terparah berada di tujuh kecamatan terdampak banjir dan longsor.

  • Ribuan warga mengungsi akibat rumah rusak berat pascabencana.

SuaraSumbar.id - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), membutuhkan hunian sementara (huntara) sebanyak 525 unit untuk warga yang terdampak bencana hidrometeorologi.

Kebutuhan huntara itu muncul setelah ratusan rumah warga mengalami kerusakan berat akibat diterjang banjir bandang, banjir, dan tanah longsor yang melanda wilayah itu.

Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, menyampaikan bahwa kebutuhan hunian sementara itu berdasarkan pendataan menyeluruh di 16 kecamatan. Dari hasil tersebut, kerusakan terparah terkonsentrasi di tujuh kecamatan yang membutuhkan penanganan cepat agar warga tidak berlarut-larut tinggal di lokasi pengungsian.

"Dari pendataan, kita membutuhkan 525 unit hunian sementara untuk korban banjir bandang, banjir dan tanah longsor tersebar di tujuh kecamatan," katanya, Sabtu (13/12/2025).

Rahmat menjelaskan, hunian sementara paling banyak dibutuhkan di Kecamatan Palembayan dengan total 281 unit.

Sebarannya meliputi Nagari Salareh Aia sebanyak 143 unit, Salareh Aia Timur 83 unit, Tigo Koto Silungkang 38 unit, Salareh Aia Barat dua unit, Sipinang tiga unit, Ampek Koto Palembayan 12 unit, dan Baringin satu unit.

Kebutuhan berikutnya berada di Kecamatan Ampek Koto sebanyak 46 unit, yang tersebar di Nagari Balingka delapan unit, Koto Tuo dua unit, Sungai Landia 33 unit, serta Koto Panjang tiga unit.

Sementara Kecamatan Malalak membutuhkan 51 unit, dengan rincian Nagari Malalak Timur 47 unit, Malalak Utara dua unit, dan Malalak Barat dua unit.

Di Kecamatan Matur, kebutuhan tercatat sebanyak 23 unit yang tersebar di Nagari Panta Pauh 16 unit dan Matua Mudiak tujuh unit. Kecamatan Palupuh memerlukan 53 unit hunian sementara, masing-masing di Nagari Pasia Laweh 38 unit dan Pagadih 15 unit.

Adapun Kecamatan Tanjung Raya membutuhkan 83 unit hunian sementara yang tersebar di Nagari Koto Malintang empat unit, Koto Kaciak satu unit, Dua Koto lima unit, Maninjau 10 unit, Dalko sembilan unit, Sungai Batang 45 unit, Bayua satu unit, serta Tanjung Sani delapan unit.

Terakhir, Kecamatan Tanjung Mutiara membutuhkan 11 unit yang seluruhnya berada di Nagari Tiku Lima Jorong. "Ke 525 unit hunian sementara itu diperuntukkan bagi korban yang rumahnya rusak berat atau tidak mungkin dihuni korban," katanya.

Bencana hidrometeorologi di Agam juga menimbulkan dampak kemanusiaan yang besar. Tercatat 192 warga meninggal dunia, tujuh orang masih menjalani perawatan, serta 54 orang terdampak atau terisolasi.

Hingga kini, korban yang belum ditemukan berjumlah 72 orang, tersebar di Kecamatan Malalak tiga orang, Tanjung Raya dua orang, Palembayan 66 orang, dan Lubuk Basung satu orang.

Jumlah pengungsi mencapai 5.086 orang yang tersebar di Palembayan 1.678 orang, Palupuh 128 orang, Tanjung Raya 2.821 orang, Ampek Koto 49 orang, Matur 350 orang, dan Malalak 60 orang.

Selain itu, tercatat rumah rusak ringan 493 unit, rusak sedang 359 unit, dan rusak berat 806 unit. Infrastruktur juga terdampak, meliputi 11 tempat ibadah, 69 titik jembatan, dan 49 titik jalan.

Load More