SuaraSumbar.id - Akhir-akhir ini, kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur hingga sodomi kerap terjadi di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Bahkan, aksi bejat itu juga terjadi di lingkungan pondok pesantren dan sekolah Islam lainnya.
Kondisi ini juga mendapat perhatian Ketua Lembaga Pemasyarakatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar M Sayuti. Menurutnya, pemerintah daerah selama ini tidak pernah melibatkan tokoh adat dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam dunia pendidikan.
"Kita akui, dalam rentang waktu 10 kebelakang, kita sudah los. Sehingga terjadi seperti hal yang sekarang. Solusinya, pemerintah meski menfungsikan lagi LKAAM dan MUI untuk masuk sekolah," katanya kepada SuaraSumbar.id, Rabu (15/6/2021).
Sayuti berharap pemerintah memikirkan ummat dan rakyatnya. Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan orang yang berprilaku buruk dikarenakan mereka sudah benci dengan pemimpin.
Baca Juga: Keren! Kampung Rendang dan Adat Balai Kaliki Payakumbuh Masuk Nominasi API 2021
"Untuk pemimpin, kedepannya harus memikirkan nasib masyarakat Sumbar dan jangan hanya mementingkan kepentingan pribadi, golongan dan partai," katanya.
Meminimalisir agar tindakan pelecehan seksual tidak kembali terulang, pihaknya sudah menyampaikan kepada gubernur supaya LKAAM dan MUI masuk sekolah, namun hal itu belum ditanggapi.
"Kita sudah sampaikan kepada gubernur meski baru secara lisan agar kita masuk masuk ke sekolah, mulai SD sampai perguruan tinggi," imbuhnya.
Dengan diikutsertakan LKAAM dan MUI, pihaknya bisa menumbuhkan ketakutan siswa terhadap prilaku menyimpang. Karena selama juga seiring terdengar murid membentak guru dan lain sebagainya.
"Kita bisa masuk ke sana (sekolah), termasuk pesantren-pesantren. Nah itu mestinya difasilitasi dinas pendidikan melalui kerja sama bersama LKAAM dan MUI," katanya.
Baca Juga: 3 Unit Rumah Terbakar di Kota Padang Saat Pemiliknya Sedang Salat
Selama ini, kata Sayuti, LKAAM dan MUI sudah tidak tidak diikutsertakan pemerintah dalam dunia pendidikan dan buktinya tidak pernah lagi diberikan anggaran.
Berita Terkait
-
PT KAI Datangkan 12 Unit Kereta Baru untuk Perkuat KA Pariaman Ekspres
-
Kulineran di Pariaman? Ini 4 Kuliner Andalan yang Harus Dicicipi!
-
Melihat Proses Evakuasi Harimau Sumatera Pemakan Ternak di Agam
-
Jadwal Buka Puasa Kota Padang Hari Ini, 8 Maret 2025
-
Mudik Lebaran Gratis 2025 ke Sumbar Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Pembunuhan Sadis Seorang Pria di Pesisir Selatan: Tubuh Digergaji, Dicor dalam Bak Mandi Sejak 2023!
-
Harga Tiket Pesawat Padang-Jakarta Tembus Rp 10 Jutaan, ke Malaysia Hanya Rp 1,4 Juta
-
8 Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Pasaman Barat Selama Operasi Ketupat Singgalang 2025, 3 Tewas!
-
Langkah Hebat Desa Wunut, Bagi-Bagi THR dan Sediakan Jaminan Sosial untuk Warga
-
Gempa 4,7 Magnitudo Guncang Kabupaten Agam, BMKG Ungkap Pemicunya