SuaraSumbar.id - Naiknya harga jengkol dan tiket pesawat menyumbang inflasi di Sumatera Utara pada Mei 2021. Berdasarkan catatan BPS Sumbar, inflasi berada pada angka angka 0,19 persen.
"Ramadhan lalu Sumbar mengalami deflasi 0,01 persen, dan Mei dengan adanya Idul Fitri terjadi kenaikan tiket pesawat 19 persen dan jengkol 24,42 persen," kata Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati, dilansir Antara, Rabu (2/6/2021).
Ia menyebut, inflasi tahun berjalan Sumbar menjadi 0,24 persen dan inflasi tahunan 1,74 persen.
"Akan tetapi dilihat dari pola dua tahun terakhir setiap Mei Sumbar selalu mengalami inflasi dan yang terendah adalah pada tahun ini sebesar 0,19 persen," kata dia.
Komoditas penyumbang inflasi lainnya adalah emas, petai, angkutan kota, daging ayam ras, kentang, daging sapi, TV berwarna dan rokok kretek filter.
Sebaliknya pada Mei 2021 sejumlah komoditas mengalami penaikan harga yaitu cabai merah, ikan cakalang, ikan tongkol, cabai hijau, bawang merah, cabai rawit, udang basah, bayam, beras dan ikan kerapu.
Dari 24 kota di Sumatera sebanyak 20 kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,79 persen dan terendah di Medan 0,04 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pinang sebesar 0,36 persen, dan terendah di Tembilahan 0,01 persen.
Sebelumnya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat telah memperkuat sinergi guna menjaga pasokan pangan di daerah itu tercukupi dengan harga yang terkendali saat Lebaran 1442 Hijriah.
Baca Juga: Unik, Mahasiswa Bogor Peringati Hari Lahir Pancasila di Jalan Rusak
"TPID Sumbar terus aktif melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi menjelang Lebaran 2021," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama.
Sejumlah upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilaksanakan mulai dari penyaluran beras secara rutin oleh Bulog melalui Operasi Pasar maupun program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).
Pihaknya juga melakukan monitoring persediaan daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras untuk menjaga kecukupan pasokan menjelang bulan puasa.
Pihaknya juga mengoptimalkan Toko Tani Indonesia Center melalui perluasan produk bekerja sama dengan gabungan kelompok tani, dan distributor bahan pangan.
"Kami juga meningkatkan koordinasi antar anggota TPID se-Sumatera Barat dalam rangka menjaga pasokan dan harga yang stabil terutama untuk komoditas pangan yang harganya bergejolak seperti cabai merah dan bawang merah," tukasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Misteri Waktu, Kenapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat? Ini Kata Psikolog
-
Bahaya Bantal Tidur Tak Diganti, Benarkah Bisa Picu Infeksi Paru-Paru?
-
Bolehkah Muslim Masak Pakai Mirin? Bumbu Jepang Beralkohol, Ini Fatwa Muhammadiyah
-
Bongkar Pembalakan Liar di Mentawai, 11 Alat Berat hingga 7 Truk Disita!
-
Tragedi Gempa Sumbar 2009, Benarkah Masalah Desain Penyebab Bangunan Ambruk? Ini Kata Pakar