SuaraSumbar.id - Situasi pandemi mengakibatkan ekonomi di Sumatera Barat tergerus cukup tajam, yakni minus 1,6 persen. Badan Pusat Statistik mencatat kontraksi yang dukup tajam pada ekonomi Sumatera Barat.
"Di 2019 ekonomi Sumbar tumbuh 5,01 persen, di 2020 anjlok . Ini angka terendah selama 10 sampai 20 tahun terakhir," ujar Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analis Statistik BPS Sumbar Herfinanur di Padang, Jumat seperti dilansir dari ANTARA, Jumat (5/2/2021).
Menurut ia, kontraksi paling tajam di triwulan II 2020 yang mencapai minus 4,92 persen dan sedikit naik pada triwulan III menjadi minus 2,91 persen.
"Triwulan II 2020 pembatasan sosial berskala besar mulai sehingga proses pembelajaran mulai dilakukan secara daring, beragam pertemuan dibatalkan, pabrik dan usaha tutup," sambung ia.
Saat PSBB mulai dilonggarkan pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mengakibatkan pergerakkan ekonomi yang didorong sejumlah kebijakan.
"Lapangan usaha yang tumbuh paling tinggi ialah sektor akomodasi dan makan minum di angka 9,89 persen pada triwulan IV 2020. Saat akhir tahun sejumlah pertemuan mulai digelar, restoran, dan kafe, sudah mulai buka meski belum maksimal," terang ia.
Selain itu, lapangan usaha listrik dan gas serta pemerintahan tercatat cukup tinggi karena ada pembangunan sejumlah infrastruktur dibangun.
Tiga lapangan usaha yang paling terkontraksi adalah jasa perusahaan, real estat, dan jasa pendidikan.
Dilihat dari kotribusinya, struktur lapangan usaha sektor pertanian paling tinggi yakni sebesar 22,17 persen, perdagangan 15,51 persen, dan konstruksi 10,34 persen.
Baca Juga: Kasus Tembak Mati DPO di Solok Selatan, Polda Sumbar Minta Tambahan 2 Saksi
"Satu hal yang bertahan di masa pandemi adalah jasa informasi dan komunikasi yang berkontribusi 6,2 persen. Pembatasan belajar dan aktivitas perkantoran membuat kebutuhan internet terus meningkat," ujarnya.
Pada lapangan usaha perdagangan besar, seperti halnya perdagangan mobil dan motor lesu dibandingkan tahun lalu, termasuk aktivitas perdagangan dan mall sepi pengunjung.
"Perdagangan daring kendati menawarkan ongkos kirim gratis sehingga masyarakat banyak berbelanja online, tapu share-nya belum tinggi terhadap nilai tambah perdagangan, katanya.
Berita Terkait
-
Tol Padang-Sicincin-Kapolohilalang Ditaget Bisa Dilintasi Tahun 2022
-
Disdik Sumbar Belum Terima SKB 3 Menteri Mengenai Atribut Tertentu
-
Gegara Guru Positif Covid-19, Siswa SD di Sumbar Mendadak Dipulangkan
-
Komnas HAM Sumbar Kawal Kasus Polisi Tembak Mati DPO Judi Solok Selatan
-
DPRD Solok Selatan Minta Polri Adil Usut Kasus DPO Judi Ditembak Mati
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Jalur Lubuk Basung-Bukittinggi via Kelok 44 Sudah Lancar, Sempat Putus Total Tertimbun Longsor
-
Doa Bersama di Jembatan Kembar Padang Panjang yang Dihantam Banjir Bandang, 40 Orang Meninggal
-
Sumbar Dapat Kuota Khusus BBM Solar untuk Penanganan Bencana, Ini Syarat Mendapatkannya
-
Janji Gubernur Jabar KDM di Padang, Bangun Kampung Baru untuk Korban Bencana Banjir Bandang
-
Curhat Korban Banjir Bandang Agam di Pengungsian: Kami Butuh Hunian Sementara Pak Presiden Prabowo!