-
Korban meninggal bencana banjir bandang di Agam bertambah menjadi 190 orang.
-
Pencarian korban hilang dilanjutkan tim gabungan gunakan alat berat.
-
Kerusakan infrastruktur dan kerugian material mencapai ratusan miliar rupiah.
SuaraSumbar.id - Korban meninggal banjir bandang di Kabupaten Agam terus bertambah seiring pembaruan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Hingga Rabu (10/12/2025) malam, korban bencana hidrometeorologi mencapai 190 orang.
“Ini merupakan data pada Rabu (10/12) sekitar pukul 20.00 WIB dan sebelumnya hanya 188 orang,” kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, dikutip dari Antara, Kamis (11/12/2025).
BPBD merinci sebaran korban meninggal berada di Kecamatan Malalak sebanyak 14 orang, Tanjung Raya 10 orang, Palupuh satu orang, Matur satu orang, dan Palembayan menjadi wilayah dengan angka tertinggi yaitu 138 orang. Data tersebut memperlihatkan dampak besar bencana dan membuat korban meninggal bencana Agam menjadi perhatian utama penanganan darurat.
Selain korban meninggal, masih terdapat 62 warga yang belum ditemukan. Mereka tersebar di Malalak tiga orang, Tanjung Raya dua orang, Palembayan 66 orang, dan Lubuk Basung satu orang.
“25 korban meninggal dunia belum teridentifikasi oleh pihak kepolisian,” kata Rahmat.
Upaya pencarian para korban yang belum ditemukan dilanjutkan hari ini, Kamis (11/12/2025) oleh tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, relawan, dan berbagai pihak pendukung lainnya. Pencarian juga menggunakan alat berat karena banyak korban diduga tertimbun material banjir bandang berupa tanah dan pohon.
Hingga kini, 13 warga masih menjalani perawatan medis, sementara 4.117 orang mengungsi dan 988 lainnya masih terdampak atau terisolir.
Kerusakan infrastruktur juga masif, mencakup 493 rumah rusak ringan, 359 rusak sedang, dan 600 rusak berat. Fasilitas ibadah ikut terdampak sebanyak 11 unit, jembatan 67 titik, dan jalan rusak di 49 titik.
Tak hanya itu, 99 fasilitas pendidikan dilaporkan rusak, irigasi 125 unit, bendungan 16 unit, serta 5.025 ekor ternak mati. Kerusakan lahan pertanian mencapai 1.813,70 hektare.
“Total kerugian akibat banjir bandang, banjir, tanah longsor dan angin puting beliung tersebut Rp 682,35 miliar,” jelas Rahmat. (Antara)