-
Telur bebek memiliki nutrisi lebih tinggi dibanding telur ayam umumnya.
-
Kandungan kolesterol tinggi pada telur bebek perlu dibatasi konsumsinya.
-
Konsumsi aman memerlukan pengaturan porsi terutama untuk penderita jantung.
SuaraSumbar.id - Pembahasan tentang telur bebek kerap menarik perhatian karena banyak yang menilai rasanya lebih gurih dan gizinya lebih tinggi dibanding telur ayam.
Namun, di balik popularitasnya, ada kelebihan dan kekurangan telur bebek yang penting dipahami agar konsumsinya tetap aman dan tidak berlebihan.
Di berbagai daerah, telur bebek sering dijadikan pilihan karena ukurannya lebih besar serta dianggap lebih kaya nutrisi.
Dikutip dari HaloSehat, kandungan protein, lemak, karbohidrat, serta beragam vitamin dan mineral pada telur ini membuatnya digemari, terutama oleh mereka yang membutuhkan asupan energi lebih.
Tidak heran, informasi mengenai manfaat dan risiko telur ini banyak dicari, termasuk soal telur bebek dan pengaruhnya terhadap kolesterol.
Salah satu keunggulan yang sering disebut adalah kandungan nutrisi telur bebek yang relatif lebih tinggi dibanding telur ayam. Hal ini disebabkan ukurannya yang lebih besar. Rata-rata satu butir telur bebek berbobot sekitar 70 gram, sedangkan telur ayam sekitar 50 gram.
Dalam 100 gram telur bebek terdapat 185 kalori, 13 gram protein, 14 gram lemak, 1 gram karbohidrat, 263 mg kolin, dan 884 mg kolesterol. Sementara pada jumlah yang sama, telur ayam hanya memiliki 148 kalori, 12 gram protein, 10 gram lemak, 1 gram karbohidrat, dan 411 mg kolesterol.
Kandungan vitamin dan mineral seperti zat besi, selenium, vitamin B2, B12, serta vitamin D pada telur bebek juga lebih tinggi. Angka ini kerap menjadi alasan mengapa sebagian orang menganggap manfaat telur bebek lebih unggul.
Meski memiliki banyak keunggulan, tingginya kandungan kolesterol pada telur bebek perlu diwaspadai. Kadar kolesterol yang tinggi dapat memicu penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah arteri.
Hal ini meningkatkan risiko penyempitan arteri atau aterosklerosis yang berpotensi mengganggu suplai darah ke jantung dan otak. Kondisi ini dapat memicu penyakit arteri perifer, stroke, hingga serangan jantung.
Karena itu, bagi penderita kesehatan jantung atau memiliki riwayat penyakit terkait, konsumsi telur bebek sebaiknya dibatasi.
Selain kolesterol, kandungan kalori tinggi dalam telur bebek juga menjadi pertimbangan. Makanan berkalori tinggi yang dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik dapat meningkatkan berat badan.
Mengonsumsi telur bebek tetap diperbolehkan selama tidak berlebihan, terutama jika dikonsumsi dalam bentuk telur asin yang mengandung garam dan kolesterol lebih tinggi. Bagi yang memiliki kondisi medis tertentu, dianjurkan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan batas konsumsi yang aman.