- Gubernur Sumbar dorong relokasi industri dekat sumber bahan baku.
- Relokasi industri Sumbar harus dikaji matang agar efisien.
- Kementan dukung hilirisasi gambir untuk tingkatkan nilai tambah ekonomi.
SuaraSumbar.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, menegaskan perlunya relokasi industri Sumbar ke daerah-daerah yang menjadi sumber bahan baku utama, agar produksi lebih efisien dan nilai tambah ekonomi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat daerah penghasil.
“Seperti ke Kabupaten Limapuluh Kota. Kalau bisa industri Sumbar jangan semuanya terpusat di Kota Padang,” ujar Gubernur Sumbar Mahyeldi, Jumat (7/11/2025).
Menurut Mahyeldi, sebagian industri memang sebaiknya diarahkan ke wilayah yang memiliki bahan baku industri, agar rantai pasokan lebih pendek dan biaya logistik dapat ditekan.
Langkah ini juga diharapkan memperkuat strategi ekspor Sumbar serta meningkatkan relasi antarwilayah di provinsi tersebut.
“Dengan industri mendekati sumber bahan baku, maka nilai tambahnya akan kembali ke daerah. Ini penting untuk memperkuat ekonomi lokal dan daya saing ekspor Sumbar,” katanya.
Langkah relokasi industri Sumbar itu tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar, Sugeng Arianto, mengingatkan perlunya kajian mendalam sebelum memindahkan industri dari Kota Padang ke kabupaten dan kota lainnya.
Sugeng mencontohkan beberapa pabrik karet yang sempat gulung tikar karena tingginya biaya logistik akibat jarak antara perkebunan dan pabrik yang terlalu jauh.
“Artinya, relokasi industri baik untuk pengembangan usaha, tetapi tetap harus mempertimbangkan banyak aspek,” jelasnya.
Ia juga mendorong investor agar membangun industri di titik-titik strategis, terutama wilayah perbatasan provinsi, supaya arus distribusi barang tetap mengarah ke Sumbar.
“Kami mendorong investor untuk membangun industri di daerah perbatasan agar arus barang tetap mengarah ke Sumbar,” ujar Sugeng.
Di sisi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan kesiapan mendukung hilirisasi komoditas gambir di Sumbar. Hilirisasi ini dinilai berpotensi memberikan nilai tambah tinggi jika pengolahan dilakukan di dalam negeri.
Sebagai bentuk keseriusan, Menteri Pertanian bahkan meminta Gubernur Sumbar Mahyeldi dan Bupati Limapuluh Kota segera berangkat ke China untuk menjajaki kerja sama dengan pabrik pengolah gambir terbaik di dunia, agar proses produksi modern tersebut bisa dilakukan di tanah air.
Langkah relokasi industri Sumbar ini diharapkan menjadi strategi jangka panjang dalam memperkuat basis industri daerah, mendekatkan produksi ke bahan baku, dan meningkatkan daya saing ekspor Sumatera Barat di pasar global. (Antara)