10 Faktor Utama Picu Risiko Serangan Jantung, Waspada Sejak Dini!

Risiko serangan jantung masih menjadi ancaman serius karena penyakit jantung tercatat sebagai salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Riki Chandra
Rabu, 01 Oktober 2025 | 17:48 WIB
10 Faktor Utama Picu Risiko Serangan Jantung, Waspada Sejak Dini!
Ilustrasi jantung (Elements Envato)
Baca 10 detik
  •  Merokok dan pola makan buruk tingkatkan risiko serangan jantung.

  • Stres kronis, obesitas, dan diabetes mempercepat kerusakan jantung.

  • Kurang bergerak serta tekanan darah tinggi ancam kesehatan kardiovaskular.

SuaraSumbar.id - Risiko serangan jantung masih menjadi ancaman serius karena penyakit jantung tercatat sebagai salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia.

Penyakit ini muncul akibat kerusakan kecil namun kumulatif dari kebiasaan sehari-hari yang tidak sehat.

Dikutip dari Hindustan Times, Rabu (1/10/2025), Direktur dan Kepala Unit Kardiologi Paras Health, dr. Amit Bhushan Sharma, menegaskan ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Faktor-faktor ini sering kali terkait dengan pola hidup yang keliru dan kurangnya kesadaran menjaga kesehatan.

Salah satu faktor terbesar adalah merokok. Menurut British Heart Foundation, perokok hampir dua kali lipat berisiko mengalami serangan jantung dibandingkan mereka yang tidak merokok.

Kandungan tembakau merusak lapisan arteri, memicu penumpukan plak, serta mengurangi kadar oksigen dalam darah. Bahkan, paparan asap rokok pasif juga menimbulkan risiko kardiovaskular serius.

Selain itu, pola makan buruk dengan konsumsi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, dan garam berlebih dapat memicu tekanan darah tinggi, aterosklerosis, hingga melemahkan jantung. Kondisi ini memperbesar risiko serangan jantung dalam jangka panjang.

Stres kronis juga berperan penting. “Stres yang tidak terkelola membanjiri tubuh dengan hormon kortisol, meningkatkan tekanan darah dan memicu peradangan. Jika berlangsung lama, hal ini akan meningkatkan risiko serangan jantung,” katanya.

Di sisi lain, diabetes yang tidak terkontrol mempercepat kerusakan pembuluh darah akibat penumpukan plak. Begitu juga obesitas, terutama lemak di area perut, yang bisa menaikkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, sekaligus menurunkan kolesterol baik (HDL).

Kurang bergerak juga menjadi faktor penting. Aktivitas fisik yang minim dapat melemahkan otot jantung, memperburuk kadar kolesterol, gula darah, serta tekanan darah. Begitu pula konsumsi alkohol berlebihan yang berisiko menyebabkan kardiomiopati dan stroke.

Faktor lain yang sering terabaikan adalah kesehatan mulut. Penelitian menunjukkan penyakit gusi berkaitan dengan risiko penyumbatan arteri.

Sementara itu, tekanan darah tinggi yang tidak terdeteksi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena kerusakannya jarang menunjukkan gejala.

Terakhir, konsumsi obat pereda nyeri jenis NSAID dan ibuprofen dalam jangka panjang dapat meningkatkan tekanan darah. Penggunaan obat ini disarankan hanya di bawah pengawasan dokter.

Menghindari berbagai faktor pemicu tersebut dinilai penting untuk menekan risiko serangan jantung sejak dini. Pemeriksaan rutin, pola hidup sehat, serta kesadaran menjaga kesehatan jantung menjadi langkah utama agar terhindar dari ancaman penyakit mematikan ini. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini