2 Jemaah Haji Asal Tanah Datar Meninggal Dunia di Tanah Suci

Dua orang jemaah haji asal Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), meninggal dunia di Tanah Suci Makkah, Arab Saudi.

Riki Chandra
Rabu, 11 Juni 2025 | 21:50 WIB
2 Jemaah Haji Asal Tanah Datar Meninggal Dunia di Tanah Suci
Pemakaman di Ma'la, Makkah, Arab Saudi. [Dok. Antara/Andika Wahyu]

Dia meninggal dunia pada Rabu (14/5/2025) pukul 14.15 WAS di Rumah Sakit King Salman, Madinah.

Pada hari yang sama, Syahrul Hadi Salna (70) dari Kabupaten Lebong, Bengkulu, wafat pukul 19.15 WAS di kamar hotelnya di Madinah.

Sementara Aidi Madri Umar (65), wafat pada Ahad (18/5/2025) pukul 03.45 WAS di Hotel Al Hassan, Makkah. Dia juga dari Bengkulu.

Tiga jemaah haji asal Sumbar yang wafat adalah Dayan Abu Bakar (80) dari Kabupaten Dharmasraya yang tergabung dalam kloter 11. Ia ditemukan meninggal pada 3 Juni 2025 di hotel transit Safari Wukuf, Assila Muzdalifah.

Kemudian, Nurleni Muhamad Ni (83) asal Kota Pariaman, yang wafat pada 25 Mei di sebuah hotel. Satu lagi, Yuldenis Suhar Mali (58) asal Tanah Datar, meninggal pada 4 Juni 2025 di Rumah Sakit Nasional Arab (RSNA), Mekah.

Meski duka mendalam menyelimuti, Rifki menyampaikan bahwa secara umum jumlah kematian jemaah haji Sumbar dan Bengkulu tahun ini tergolong sedikit dibanding tahun sebelumnya.

"Kalau kita lihat dan bandingkan dari musim haji tahun lalu, jumlah jemaah yang wafat tahun ini sangat sedikit," ungkap Rifki.

Menurutnya, hal ini tidak lepas dari pelaksanaan seleksi istithaah atau prosedur penilaian kesehatan dan kesiapan fisik calon jamaah yang dilakukan lebih ketat dan transparan. Istithaah menjadi syarat utama sebelum seseorang diberangkatkan ke Tanah Suci.

“Yang pasti kita berduka, enam jemaah haji Embarkasi Padang wafat. Akan tetapi, setelah melewati puncak haji, jumlah yang meninggal ini termasuk sedikit karena sebelumnya bisa belasan orang,” tambah Rifki.

Ia mengungkapkan, banyak calon jemaah haji asal Sumatera Barat yang sebelumnya memohon bantuan agar diloloskan meski kondisi fisik belum sepenuhnya memenuhi syarat istithaah.

Namun, kebijakan tegas tetap diberlakukan demi menjamin keselamatan jemaah di Arab Saudi.

“Dalam proses istithaah, memang ada calon jemaah yang minta dibantu agar bisa berangkat. Tapi hal itu tidak kita lakukan karena menyangkut keselamatan mereka sendiri di Tanah Suci,” jelas Rifki yang juga menjabat sebagai Sekretaris PPIH Embarkasi Padang.

Sebagai informasi, tahun ini total jemaah haji dari Embarkasi Padang mencapai lebih dari 6.000 orang, terdiri dari jamaah asal Sumatera Barat dan Bengkulu.

Jemaah diberangkatkan dalam 15 kloter menggunakan penerbangan Garuda Indonesia melalui Bandara Internasional Minangkabau.

Hingga saat ini, seluruh jamaah yang tersisa di Tanah Suci sedang menanti jadwal pemulangan ke Tanah Air.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini