Erupsi Gunung Marapi 2 Kali Beruntun, Warga Agam dan Bukittinggi Dikejutkan Getaran hingga Dentuman!

Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan dua kali erupsi beruntun pada Sabtu (17/5/2025) pagi.

Riki Chandra
Sabtu, 17 Mei 2025 | 11:01 WIB
Erupsi Gunung Marapi 2 Kali Beruntun, Warga Agam dan Bukittinggi Dikejutkan Getaran hingga Dentuman!
Gunung Marapi erupsi lagi pada Sabtu (16/5/2025) pagi. [Dok. Antara/ Al Fatah]

SuaraSumbar.id - Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan dengan dua kali erupsi beruntun pada Sabtu (17/5/2025) pagi.

Letusan terjadi hanya dalam selang tujuh menit dan disertai dengan dentuman keras yang mengguncang rumah-rumah warga di sekitar kawasan gunung api yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu.

Letusan pertama tercatat terjadi pada pukul 09.47 WIB, dengan kolom abu membumbung hingga 1.000 meter dari puncak atau setara 3.891 meter di atas permukaan laut.

Hanya tujuh menit berselang, Gunung Marapi kembali meletus pada pukul 09.54 WIB, kali ini dengan kolom abu setinggi 700 meter.

Getaran akibat erupsi bahkan dirasakan oleh warga di Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam.

“Dentuman keras terdengar dari arah gunung, rumah kami sempat bergoyang. Kami langsung keluar dan melihat asap pekat di puncak Marapi,” ujar Widia (35), warga Ampek Angkek.

Asap tebal dari letusan tersebut juga terlihat jelas dari berbagai wilayah lain seperti Kota Padang Panjang, bagian timur Kabupaten Agam, dan Kota Bukittinggi. Kepulan asap tampak condong ke arah timur laut dan utara.

Masyarakat Diminta Waspada

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi, Ahmad Rifandi, mengungkapkan bahwa aktivitas Gunung Marapi masih terus berlangsung saat laporan disusun.

Ia menyebutkan bahwa erupsi pertama terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sekitar 51 detik.

“Sementara untuk erupsi kedua, amplitudo tercatat 7,4 mm dengan durasi selama 1 menit 15 detik,” jelas Rifandi.

Hingga saat ini, status Gunung Marapi masih berada pada Level II (Waspada). Petugas menghimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif Gunung Marapi atau Kawah Verbeek.

“Masyarakat di sekitar lembah dan bantaran sungai yang berhulu di puncak gunung juga harus tetap waspada terhadap ancaman banjir lahar atau lahar dingin, terutama saat hujan turun,” imbuhnya.

Ribuan Letusan dan Hembusan Sejak Akhir 2023

Menurut data terbaru dari PGA, letusan ini merupakan yang ke-442 sejak erupsi besar Gunung Marapi pada Desember 2023.

Sepanjang Mei 2025, ini adalah erupsi ke-11 dan hembusan ke-6.499 yang tercatat.

Aktivitas vulkanik Gunung Marapi memang menunjukkan tren meningkat sejak akhir 2023. Sebagian besar letusan bersifat eksplosif dengan kolom abu mencapai lebih dari 1.000 meter, menandakan adanya akumulasi tekanan dari dapur magma yang cukup signifikan.

Kondisi ini membuat pengawasan terhadap aktivitas gunung terus diperketat oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).

Masyarakat pun diminta untuk mematuhi imbauan resmi dan tidak mudah percaya terhadap informasi hoaks yang kerap menyebar pasca-erupsi.

Sebagai langkah pencegahan dampak kesehatan dari hujan abu vulkanik, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut.

Hal ini penting untuk mengurangi paparan debu vulkanik yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

PVMBG juga mengingatkan masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi untuk menjaga suasana tetap kondusif.

Upaya ini penting untuk menghindari kepanikan berlebihan yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri.

Tim pemantau gunung masih terus mencatat aktivitas yang terjadi di sekitar puncak Gunung Marapi. Belum ada laporan terkait korban jiwa atau kerusakan signifikan akibat letusan pagi tadi, namun status kewaspadaan tetap diberlakukan.

Dengan aktivitas yang masih tinggi, Gunung Marapi menjadi perhatian utama dalam sistem peringatan dini bencana alam di Sumatera Barat. Potensi bahaya bisa datang sewaktu-waktu, sehingga masyarakat diminta tetap siaga dan mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak