“Sementara untuk erupsi kedua, amplitudo tercatat 7,4 mm dengan durasi selama 1 menit 15 detik,” jelas Rifandi.
Hingga saat ini, status Gunung Marapi masih berada pada Level II (Waspada). Petugas menghimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif Gunung Marapi atau Kawah Verbeek.
“Masyarakat di sekitar lembah dan bantaran sungai yang berhulu di puncak gunung juga harus tetap waspada terhadap ancaman banjir lahar atau lahar dingin, terutama saat hujan turun,” imbuhnya.
Ribuan Letusan dan Hembusan Sejak Akhir 2023
Menurut data terbaru dari PGA, letusan ini merupakan yang ke-442 sejak erupsi besar Gunung Marapi pada Desember 2023.
Sepanjang Mei 2025, ini adalah erupsi ke-11 dan hembusan ke-6.499 yang tercatat.
Aktivitas vulkanik Gunung Marapi memang menunjukkan tren meningkat sejak akhir 2023. Sebagian besar letusan bersifat eksplosif dengan kolom abu mencapai lebih dari 1.000 meter, menandakan adanya akumulasi tekanan dari dapur magma yang cukup signifikan.
Kondisi ini membuat pengawasan terhadap aktivitas gunung terus diperketat oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
Masyarakat pun diminta untuk mematuhi imbauan resmi dan tidak mudah percaya terhadap informasi hoaks yang kerap menyebar pasca-erupsi.
Sebagai langkah pencegahan dampak kesehatan dari hujan abu vulkanik, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut.