Idul Adha 2025: Sumbar Butuh 43 Ribu Ekor Sapi Kurban, 30 Persen dari Luar Provinsi!

Kebutuhan sapi untuk kurban untuk Idul Adha 2025 di Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 43 ribu ekor.

Riki Chandra
Kamis, 08 Mei 2025 | 18:07 WIB
Idul Adha 2025: Sumbar Butuh 43 Ribu Ekor Sapi Kurban, 30 Persen dari Luar Provinsi!
Sapi Kurban Idul Adha 2025. [Dok. ChatGPT]

SuaraSumbar.id - Kebutuhan sapi untuk kurban untuk Idul Adha 2025 di Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 43 ribu ekor. Dari jumlah tersebut, 30 persen di antaranya akan didatangkan dari luar provinsi.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar, Sukarli mengatakan, kebutuhan sapi untuk kurban rata-rata berasal dari sapi lokal seperti asal Kabupaten Pesisir Selatan.

"Sapi dari dalam provinsi sekitar 60-70 persen. Sebanyak 30 persen lagi dari Lampung, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu," ujar Sukarli, Kamis (8/5/2025).

Menurut Sukarli, kebutuhan hewan kurban untuk Sumbar sangat jarang berasal dari sapi-sapi yang berukuran besar seperti jenis Simental.

"Kurban di Sumbar jarang sapi besar. Paling sapi Bali, Pesisir Selatan atau persilangan," ungkapnya.

Menurutnya, endemik sapi Pesisir Selatan sudah tersebar banyak di beberapa daerah di Sumbar, di antaranya Pariaman, Padang dan Agam.

Untuk sapi Bali, kata Sukarli, sudah ada juga yang dikembangkan peternakan di beberapa provinsi, termasuk Sumbar. Tersebarnya di Pasaman Barat, Pariaman, Agam, Sijunjung dan Dharmasraya.

"Kalau Simental biasanya berkembang di daerah iklim sejuk, seperti Tanah Datar, Bukittinggi, Agam. Dari segi fisik, tentu berbeda, sapi Pesisir Selatan lebih kecil dibandingkan Simental," katanya.

"Semua jenis sapi ada untuk kebutuhan sapi di Sumbar. Tergantung selera dan kemampuan yang berkurban," sambungnya.

Sukarli menyebutkan dinas peternakan dan kesehatan hewan di setiap kabupaten dan kota di Sumbar akan melakukan pemeriksaan hewan ternak menjelang Idul Adha.

Termasuk, lanjutnya, pemeriksaan sebelum disembelih untuk memastikan hewan ternak sudah cukup umur yakni minimal dua tahun.

"Dipastikan ternak yang sehat dan pengobatan dan termasuk membantu masyarakat terkait kecupan umur ternak," imbuhnya.

Untuk saat ini, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumbar masih mengkhawatirkan penyakit mulut dan kaki (PMK). Maka itu, pemeriksaan kesehatan hewan dilakukan secara masif.

Jenis hewan kurban Idul Adha. [Dok. ChatGPT]
Jenis hewan kurban Idul Adha. [Dok. ChatGPT]

"Kesehatan yang dikhawatirkan saat ini masih PMK. Memastikan ternak sudah divaksin. Kami memastikan hewan ternak sudah diperiksa dokter hewan," ucapnya sembari menambahkan pemeriksaan kesehatan hewan dilakukan di penampungan atau pasar ternak yang hampir di setiap kabupaten dan kota di Sumbar ada.

Ciri-Ciri Hewan Kurban yang Baik Sesuai Syariat Islam

Sebelum membeli, penting bagi masyarakat untuk mengenali ciri-ciri hewan kurban yang baik. Berdasarkan kitab Fikih Sunnah karya Sayyid Sabiq dan hadits-hadits sahih, hewan yang sah dijadikan kurban harus memenuhi beberapa syarat berikut:

- Tidak buta

- Tidak pincang

- Tidak sakit

- Tidak kurus ekstrem

Selain itu, usia hewan ternak juga menjadi syarat penting. Merujuk buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya, syarat usia minimal adalah sebagai berikut:

- Unta: Minimal 5 tahun

- Sapi: Minimal 2 tahun

- Kambing: Minimal 1 tahun

Jenis hewan kurban yang diperbolehkan hanyalah hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, dan unta. Hewan liar tidak termasuk dalam kategori ini.

Bacaan Niat Berkurban Sebelum Penyembelihan

Masyarakat yang hendak menyerahkan hewan kurban pada saat Idul Adha 2025 dianjurkan untuk membaca niat berkurban. Dikutip dari buku '71 Doa Harian' karya KHM Yusuf Chudlori, berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ أَدَاءَ سُنَّةِ التَّضْحِيَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu adâ’a sunnatit-tadhhiyati lillâhi ta‘âlâ

Artinya: “Saya berniat melaksanakan kesunnahan kurban karena Allah Ta’ala.”

Dengan membaca niat tersebut, amalan berkurban menjadi lebih sempurna secara syariat dan spiritual.

Menjelang Idul Adha 2025, penting bagi umat Islam untuk memahami makna kurban bukan hanya sebagai ritual ibadah, tetapi juga wujud solidaritas sosial.

Lewat program kurban dari Baznas dan lembaga zakat lainnya, distribusi daging bisa menjangkau masyarakat miskin di daerah terpencil, termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Baznas pun mendorong partisipasi publik melalui kanal digital dengan kemudahan pembayaran secara online. Hal ini menjadi solusi bagi masyarakat urban yang ingin berkurban secara praktis namun tetap syari.

Kontributor: Saptra S

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak