Harga Emas hingga Tarif Listrik Biang Kerok Inflasi Sumbar Melonjak, Tembus 1,77 Persen!

Inflasi Sumatera Barat (Sumbar) pada April 2025 mengalami lonjakan signifikan. Hal itu dipicu oleh normalisasi tarif listrik prabayar dan harga emas yang tetap tinggi.

Riki Chandra
Kamis, 08 Mei 2025 | 12:33 WIB
Harga Emas hingga Tarif Listrik Biang Kerok Inflasi Sumbar Melonjak, Tembus 1,77 Persen!
Ilustrasi harga emas yang masih tinggi. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Inflasi Sumatera Barat (Sumbar) pada April 2025 mengalami lonjakan signifikan. Hal itu dipicu oleh normalisasi tarif listrik prabayar dan harga emas yang tetap tinggi.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumbar mencatat seluruh kabupaten dan kota di provinsi itu mengalami inflasi, dengan persentase yang bervariasi.

"Secara spasial, seluruh kabupaten dan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumbar mengalami inflasi," ujar Kepala Perwakilan BI Sumbar, Mohamad Abdul Majid Ikram, dalam keterangannya, Kamis (8/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa inflasi Sumbar secara keseluruhan pada April 2025 tercatat mencapai 1,77 persen secara month to month (mtm).

Kota Padang mengalami inflasi 1,82 persen, Kabupaten Dharmasraya 1,49 persen, Pasaman Barat 1,68 persen, dan Bukittinggi bahkan mencapai 1,96 persen (mtm).

Kenaikan tersebut sebagian besar didorong oleh normalisasi tarif listrik prabayar yang terjadi setelah diskon berakhir pada Januari dan Februari 2025. Tarif listrik sendiri tercatat naik sebesar 21,72 persen (mtm).

"Dampak dari kenaikan ini paling terasa pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang mencatat inflasi sebesar 3,72 persen (mtm)," jelas Majid.

Di sisi lain, harga emas perhiasan juga melonjak 12,20 persen (mtm), mengikuti tren kenaikan harga emas global.

Kenaikan ini mendorong kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 3,13 persen, dengan andil terhadap inflasi total sebesar 0,16 persen (mtm).

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga menjadi penyumbang utama inflasi, tercatat naik 1,95 persen (mtm) dengan andil 0,66 persen.

Lonjakan ini dipicu oleh tingginya permintaan masyarakat menjelang dan selama periode Idul Fitri 2025, di tengah pasokan yang terbatas. Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi antara lain cabai merah yang melonjak 23,03 persen dan bawang merah yang naik 11,10 persen.

Namun, inflasi yang lebih tinggi berhasil diredam oleh turunnya harga beberapa bahan pangan, seperti daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan cabai hijau. Penurunan ini terjadi seiring dengan masa panen di beberapa daerah sentra produksi di Sumatera Barat, sehingga pasokan meningkat.

Jika dilihat secara tahunan, inflasi Sumbar pada April 2025 mencapai 2,38 persen year over year (yoy). Angka ini masih berada dalam kisaran target nasional yang ditetapkan sebesar 2,5±1 persen.

Sebagai respons atas tren inflasi ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar terus memperkuat upaya stabilisasi harga.

"Kami akan terus menjaga pasokan dan memperlancar distribusi pangan strategis, serta menggelar operasi pasar di berbagai wilayah," kata Majid.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak