SuaraSumbar.id - Bulog Sumatera Barat (Sumbar) mendorong agar pemerintah daerah bersama para petani melaksanakan tanam padi serentak. Hal itu dilakukan sebagai upaya menjaga kestabilan harga gabah di wilayah tersebut.
Imbauan ini disampaikan langsung oleh Pemimpin Perum Bulog Sumbar, Darma Wijaya. Menurutnya, tanam serentak menjadi langkah strategis dalam menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan gabah.
“Idealnya tanam padi dilakukan serentak, supaya harga gabah tidak berfluktuasi dan kebutuhan beras masyarakat tetap terpenuhi,” ujarnya, dikutip dari Antara, Selasa (15/4/2025).
Menurut Darma, peran kepala daerah menjadi krusial untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan petani agar menyadari pentingnya keseragaman musim tanam.
Kondisi topografi dan cuaca yang berbeda antarwilayah memang menjadi tantangan. Namun demikian, menurut Bulog, hal ini dapat diatasi melalui regulasi tanam padi yang terencana dan terintegrasi.
“Dengan regulasi yang mengatur jadwal tanam, Bulog bisa lebih mudah memetakan daerah sentra produksi dan menjaga cadangan pangan,” jelas Darma.
Selama periode Februari hingga April 2025, Bulog Sumbar telah menyerap sebanyak 1.400 ton beras dari petani.
Pihaknya terus membuka komunikasi aktif dengan para petani guna menampung aspirasi terkait kebijakan serapan beras nasional.
“Petani senang karena ada jaminan pembelian hasil panen. Kami harap serapan seperti ini bisa berlanjut,” tambah Darma.
Stok beras Bulog Sumbar hingga pertengahan April 2025 tercatat sebanyak 16.200 ton. Angka ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sumbar selama empat bulan ke depan. Di sisi lain, kondisi produksi padi secara umum di provinsi ini masih dinyatakan aman.
![Persediaan pangan di Bulog. [Dok. Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/15/22817-bulog.jpg)
Sekretaris Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar, Ferdinal Asmin, menyebut produksi padi rata-rata mencapai 100 ribu ton per bulan. Bahkan pada musim panen raya, bisa menembus angka 150 ribu ton.
“Stok beras secara umum masih mencukupi, kecuali di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang bukan daerah penghasil gabah,” ucap Ferdinal.
Meski pasokan aman, Ferdinal menekankan perlunya peningkatan indeks pertanaman di Sumbar. Saat ini, indeks pertanaman berada di angka 1,6, yang berarti dalam dua tahun, petani hanya bisa panen tiga kali.
“Kami berharap indeks ini bisa meningkat supaya produktivitas padi juga naik,” tambahnya.
Upaya tanam serentak dan peningkatan indeks pertanaman menjadi penting tidak hanya untuk menjaga ketersediaan beras, tetapi juga untuk menghadapi tantangan iklim yang makin tak menentu.
- 1
- 2