21 Orang Tewas Kecelakaan Selama Lebaran 2025 di Sumbar, 213 Orang Luka-luka!

Sebanyak 108 kecelakaan lalu lintas terjadi selama pelaksanaan Operasi Ketupat Singgalang 2025 di wilayah hukum Polda Sumatera Barat (Sumbar).

Riki Chandra
Kamis, 10 April 2025 | 16:46 WIB
21 Orang Tewas Kecelakaan Selama Lebaran 2025 di Sumbar, 213 Orang Luka-luka!
Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Nur Setiawan. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Sebanyak 108 kecelakaan lalu lintas terjadi selama pelaksanaan Operasi Ketupat Singgalang 2025 di wilayah hukum Polda Sumatera Barat (Sumbar). Angka tersebut mengalami peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Nur Setiawan mengungkapkan, kecelakaan terjadi sejak dimulainya operasi pada 26 Maret hingga 8 April 2025.

Menurutnya, kecelakaan lalu lintas di Sumatera Barat meningkat dibandingkan 2024 yang mencatat 86 kasus.

“Total 108 kecelakaan lalu lintas terjadi selama operasi berlangsung. Jumlah ini menunjukkan tren kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Dwi dalam konferensi pers di Mapolda Sumbar, dikutip dari Antara, Kamis (10/4/2025).

Operasi Ketupat Singgalang 2025 digelar dalam rangka pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran, serta menciptakan kondisi lalu lintas yang tertib dan aman bagi masyarakat.

Dari jumlah kejadian tersebut, terdapat 21 orang meninggal dunia, 12 orang mengalami luka berat, dan 201 orang mengalami luka ringan. Selain korban jiwa, kerugian materil yang ditimbulkan mencapai lebih dari Rp468 juta.

“Dari total kasus, hanya 57 kecelakaan yang terjadi di jalur mudik dan balik Lebaran. Sisanya terjadi di lokasi lain di wilayah Sumbar,” jelas Dwi.

Menurut hasil evaluasi Polda Sumbar, mayoritas kecelakaan di Sumatera Barat terjadi pada malam hari, khususnya antara pukul 21.00 WIB hingga 24.00 WIB, serta pada sore hari antara pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Fakta menarik lainnya yang ditemukan dari evaluasi tersebut adalah banyaknya pengendara yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Kondisi ini dinilai menjadi salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan selama masa operasi Lebaran.

“Rata-rata pengendara yang terlibat kecelakaan tidak memiliki SIM. Ini membuktikan masih rendahnya kesadaran akan pentingnya legalitas dan kelayakan berkendara,” tegas Dwi.

Untuk mengantisipasi hal serupa terjadi di tahun berikutnya, kepolisian mengimbau masyarakat agar memastikan kelengkapan dokumen berkendara, serta mematuhi rambu-rambu lalu lintas selama perjalanan.

Sebagai informasi, jumlah kendaraan yang melintasi jalur mudik di Sumbar selama Operasi Ketupat Singgalang 2025 mencapai lebih dari 250 ribu unit, meningkat sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Tingginya volume kendaraan diyakini turut berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas.

Polda Sumbar berkomitmen untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keselamatan berkendara, termasuk mematuhi aturan lalu lintas dan menghindari mengemudi dalam kondisi lelah atau mengantuk.

Dengan meningkatnya angka kecelakaan di Sumbar, Polda menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pola pengamanan mudik dan pemantauan jalur-jalur rawan kecelakaan untuk operasi mendatang.

Polda Sumbar Minta Pengendara Hati-hati

Sebelumnya, Polda Sumbar mengingatkan para pemudik untuk lebih berhati-hati dalam melakukan perjalanan arus balik Lebaran 2025. Pihak kepolisian pun memberikan sejumlah tips guna memastikan keselamatan pengendara selama kembali ke perantauan.

"Kami terus mengimbau agar para pengendara lebih mengutamakan keselamatan dibanding kecepatan saat berkendara," ujar Kepala Bagian Operasional Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar, AKBP Agung Pranajaya, dikutip dari Antara, Kamis (3/4/2025).

Menurut Agung, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemudik saat melakukan perjalanan arus balik Lebaran.

Pertama, pastikan kendaraan dalam kondisi prima dengan memeriksa komponen penting seperti rem dan ban, serta memastikan kelengkapan administrasi kendaraan.

Kedua, pemudik dianjurkan untuk merencanakan rute perjalanan secara matang dengan memahami medan serta kondisi jalan yang akan dilalui.

Ketiga, pengemudi juga harus memastikan tubuh dalam keadaan fit sebelum berkendara. Jika merasa lelah, sebaiknya istirahat terlebih dahulu dan tidak memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan.

Selanjutnya, patuhi batas kecepatan berkendara dan hindari membawa barang yang melebihi kapasitas kendaraan. Pemudik juga disarankan untuk memanfaatkan pos pelayanan dan pos pengamanan yang disediakan oleh kepolisian di berbagai wilayah, khususnya di Sumatra Barat.

Sistem One Way di Jalur Padang-Bukittinggi Saat Arus Balik Lebaran

Polda Sumbar kembali menerapkan sistem One Way di jalur Padang-Bukittinggi guna mengantisipasi lonjakan kendaraan saat arus balik Lebaran. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada Kamis (4/4/2025) hingga Sabtu (6/4/2025).

Kepala Bagian Operasional Direktorat Lalu Lintas Polda Sumbar, AKBP Agung Pranajaya, menyatakan bahwa penerapan sistem satu arah ini bertujuan untuk mengurai kemacetan.

"Polda Sumbar akan kembali menerapkan sistem One Way di jalur Padang-Bukittinggi guna mengantisipasi arus balik," ujar Agung.

Menurutnya, puncak arus balik Lebaran di Sumatera Barat diprediksi terjadi dalam tiga hari tersebut, yang ditandai dengan meningkatnya volume kendaraan.

Dengan penerapan sistem satu arah ini, kendaraan dari Kota Bukittinggi menuju Padang tidak bisa melewati jalur Silaing via Padang Panjang.

Sebagai alternatif, kendaraan dari Malalak yang hendak menuju jalan tol bisa langsung berbelok kiri di Simpang Sicincin. Jika dihitung, jarak tempuh sistem One Way dari Simpang Sicincin ke Padang Luar (Bukittinggi) mencapai 43 kilometer.

Petugas akan mengarahkan kendaraan di Simpang Padang Luar menuju kawasan Malalak, Kabupaten Agam, sebagai jalur menuju Padang. Sementara itu, kendaraan dari arah Padang menuju Bukittinggi tetap melalui jalur Silaing via Padang Panjang.

Polda Sumbar meyakini penerapan sistem One Way ini akan efektif dalam mengatasi kemacetan di jalur Padang-Bukittinggi, terutama di wilayah Padang Pariaman yang kerap menjadi titik kepadatan kendaraan saat arus balik.

"Petugas akan ditempatkan di titik-titik strategis untuk memastikan kelancaran sistem satu arah ini," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak