"Kami langsung berkoordinasi dan menyampaikan informasi kepada pihak sekolah penerima program agar tidak terjadi kebingungan di kalangan siswa," ujar Riky.
Sebanyak 16 sekolah dengan total 3.497 siswa menerima manfaat dari program MBG yang dimulai pada 6 Januari 2025.
Riky juga menjelaskan bahwa siswa di Pariaman terbiasa membawa bekal makan siang karena penerapan sistem full day school di daerah tersebut.
"Kami sudah sosialisasikan kepada orang tua siswa agar menyiapkan bekal anak-anak mereka selama program ini dihentikan," jelasnya.
Baca Juga:Wabah PMK Muncul Kembali di Pariaman, 11 Sapi Terinfeksi
Meski sosialisasi telah dilakukan, Riky belum dapat memastikan kapan program MBG akan dilanjutkan. Ia menegaskan bahwa Disdikpora siap mendukung dan mengawal kembali program tersebut jika sudah memungkinkan untuk dijalankan.
"Kami akan menunggu koordinasi lebih lanjut. Jika program ini bisa dilaksanakan lagi, kami akan memastikan semuanya berjalan lancar," tutupnya.
Sejak peluncuran program MBG, para siswa telah merasakan manfaat langsung dari penyediaan makanan bergizi yang mencakup karbohidrat, protein, sayur-mayur, dan susu.
Namun, penghentian sementara ini dilakukan karena belum tersedianya wadah permanen, yang sebelumnya menggunakan kemasan sekali pakai dan menimbulkan peningkatan sampah.
Penghentian ini diharapkan menjadi langkah awal untuk perbaikan dalam pelaksanaan program demi keberlanjutan manfaat bagi siswa-siswa di Kota Pariaman.
Baca Juga:Kodim 0306/50 Kota Kawal Program Makan Bergizi Gratis untuk Pelajar Payakumbuh
Kontributor : Rizky Islam