Ikhtiar Rimba Peduli Menjaga Laut, Sulap Sampah Plastik Jadi BBM hingga Bangun Rumah Pendidikan Lingkungan

Sampah plastik musuh nyata yang masih mencemari laut Indonesia.

Riki Chandra
Kamis, 29 Agustus 2024 | 14:45 WIB
Ikhtiar Rimba Peduli Menjaga Laut, Sulap Sampah Plastik Jadi BBM hingga Bangun Rumah Pendidikan Lingkungan
Komunitas Rimba Peduli di Sungai Pinang, Pesisir Selatan, menyulap sampah plastik menjadi BBM. [Dok.Istimewa]

"Mesin ini dibantu pembuatannya oleh kawan di Bali, Get Plastic Foundation. Sebelum bangun komunitas, saya pikirkan dulu sampah-sampah plastik ini mau diapakan? Jadi gerakan ini tidak sekadar bersih-bersih sampah di pantai begitu saja," katanya.

Reno tak memastikan berapa jumlah sampah plastik yang dikumpulkan komunitas Rimba Peduli setiap hari. Mayoritas masyarakat, anak-anak muda, hingga para nelayan kini aktif terlibat memungut sampah. "Nelayan yang bantu kumpul sampah 10 kilogram, kami tukar hasilnya dengan BBM Solar 3-5 liter. Jadi, manfaatnya langsung dirasakan," katanya.

Anggota Komunitas Rimba Peduli, Antoni Oktafrian mengatakan, mesin hidrolik itu mampu menghancurkan 10 kilogram sampah plastik. Jumlah tersebut idealnya mampu menghasilkan sekitar 5 liter BBM Solar. "Kadang hanya 3-4 liter. Mesinnya sudah tua," kata Antoni.

"Kami sedang pesan mesin pemecah plastik berkapasitas 50 kilogram. Mudah-mudahan datang akhir tahun ini," sambung Reno lagi.

Antoni mengatakan, hasil BBM Solar dari sampah plastik sudah dimanfaatkan oleh para nelayan di Sungai Pinang. Selain itu, Solar juga menjadi bahan bakar operasional resort milik Reno yang dibelinya kepada komunitas.

"Kalau produksi (BBM Solar) lebih banyak, tentu nelayan-nelayan di kampung kami tidak perlu lagi mengantre BBM di SPBU. Sekarang baru menghasilkan 80 liter Solar per tahun," kata lelaki 29 tahun itu.

Perlindungan Penyu

Selain berjuang memanfaatkan sampah plastik laut, Komunitas Rimba Peduli juga ikut menyelamatkan penyu, hewan laut yang habitatnya terancam punah dan sangat dilindungi di Indonesia. Gerakan penyelamatan penyu itu sudah berlangsung sejak 2021 lalu.

Reno mengatakan, gagasan penyelamatan penyu hadir karena banyaknya telur penyu yang tidak selamat akibat predator, termasuk ulah manusia. Menariknya, metode perlindungan penyu yang dijalankan Reno cukup unik.

Komunitas Rimba Peduli di Sungai Pinang, Pesisir Selatan, juga melakukan aksi penyelamatan terhadap penyu. [Dok.Istimewa]
Komunitas Rimba Peduli di Sungai Pinang, Pesisir Selatan, juga melakukan aksi penyelamatan terhadap penyu. [Dok.Istimewa]

Alih-alih melakukan penangkaran, Komunitas Rimba Peduli justru melindungi telur penyu di habitat aslinya dengan cara memagari area tersebut. Jika lokasi telur terlalu jauh dan sulit diawasi, maka dipindahkan ke tempat yang lebih aman yakni di pos pengawasan penyu di kawasan Pulau Marak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini