Ponpes Taajul Huffazh Ungkap Senior Sodomi Junior Terjadi di Luar Pondok

Menurut Fajri, salah satu pengurus pesantren, mereka masih menunggu hasil penyelidikan hukum yang sedang berlangsung.

Chandra Iswinarno
Sabtu, 10 Agustus 2024 | 07:51 WIB
Ponpes Taajul Huffazh Ungkap Senior Sodomi Junior Terjadi di Luar Pondok
Ilustrasi garis polisi di tempat kejadian perkara. [Suara.com/ Dok.Polisi]

SuaraSumbar.id - Pondok Pesantren Taajul Huffazh, Kabupaten Agam, mengeluarkan tanggapan resmi terkait dugaan tindak asusila yang melibatkan dua santrinya.

Menurut Fajri, salah satu pengurus pesantren, mereka masih menunggu hasil penyelidikan hukum yang sedang berlangsung.

"Kasus ini terjadi di luar lingkungan pesantren, dan salah satu pihak telah melaporkan kejadian tersebut langsung kepada pihak kepolisian," ujar Fajri, dikutip Sabtu (10/8/2024).

"Kami akan memberikan tindak lanjut setelah menerima keterangan resmi dari pihak kepolisian."

Baca Juga:Detik-detik Penemuan Mayat Balita 5 Tahun di Agam, 4 Hari Hilang Terseret Arus Sungai

Menurut Fajri, pesantren sangat terkejut dengan kejadian tersebut, karena tidak ada indikasi atau keanehan yang terlihat sebelumnya yang bisa mengarah pada prasangka atau kecurigaan.

"Kami mengetahui masalah ini juga dari media sosial, serta dari beberapa media yang datang ke sini untuk menanyakan," tambahnya.

Pondok Pesantren Taajul Huffazh telah merespons dengan merancang beberapa langkah proaktif untuk mengatasi dampak dari kejadian ini, terutama terhadap psikologi santri dan kekhawatiran orang tua.

"Kami telah membentuk tim khusus yang bertugas memastikan kesejahteraan psikologis santri dan menjaga komunikasi berkelanjutan dengan wali murid," ungkap Fajri.

Fajri juga menjelaskan bahwa proses belajar mengajar di pondok masih berlangsung normal.

Baca Juga:Skandal di Pesantren! Santri di Bukittinggi Diduga Jadi Korban Sodomi Senior

"Kami melakukan pengawasan ketat dalam asrama. Dengan 50 guru yang kami miliki, 38 di antaranya juga merangkap sebagai pengasuh asrama. Setiap guru mengasuh maksimal 20 siswa, jumlah yang kami anggap lebih dari cukup untuk pengawasan efektif," jelasnya.

Sebagai langkah preventif, Taajul Huffazh juga telah memperkuat edukasi tentang bahaya penyimpangan seksual dan kekerasan seksual dengan menggandeng pihak kepolisian dan pemateri profesional.

"Kami berkomitmen untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan memastikan lingkungan belajar yang aman bagi semua santri," tutup Fajri.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak