Menko PMK Muhadjir: Saya Sudah Ingatkan Pemprov Sumbar Daerahnya Rawan Bencana

"Tidak ingin terjadi berulang-ulang, dan ini menjadi pelajaran yang sangat berharga walaupun sangat menyakitkan."

Bernadette Sariyem
Rabu, 15 Mei 2024 | 20:10 WIB
Menko PMK Muhadjir: Saya Sudah Ingatkan Pemprov Sumbar Daerahnya Rawan Bencana
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. (Suara.com/Dea)

SuaraSumbar.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengingatkan Pemprov Sumatera Barat terkait tingginya risiko bencana di wilayah tersebut.

Peringatan ini disampaikan dalam sebuah acara BNPB di Padang, mengingat Sumbar memiliki potensi bencana yang sangat tinggi.

"Sudah saya ingatkan bahwa Sumatera Barat itu adalah provinsi yang paling tinggi risikonya di antara provinsi lain di Indonesia, karena tahun 2023 saja itu dari 5.400 kejadian bencana di Indonesia, itu 460 kejadian terjadi di Sumatera Barat. Karena itu memang harus ada perhatian khusus untuk penanganan bencana di Sumatera Barat," ungkap Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan bahwa Sumbar memiliki potensi bencana yang beragam, mulai dari erupsi hingga bencana hidrometeorologi.

Terutama, banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi memiliki dampak yang sangat parah. Ia menekankan bahwa lahar dingin dari Gunung Marapi dapat diprediksi karena selalu terjadi banjir setelah erupsi.

"Memang ini adalah jauh lebih parah dibanding sebelum-sebelumnya, kejadian dua kali itu, karena memakan korban cukup banyak," ujar Muhadjir di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (14/5/2024).

Muhadjir menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan solusi permanen terkait penanganan banjir bandang akibat lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat.

Ia berencana untuk segera mengunjungi wilayah terdampak guna mencari solusi permanen agar bencana serupa tidak berulang.

"Tidak ingin terjadi berulang-ulang, dan ini menjadi pelajaran yang sangat berharga walaupun sangat menyakitkan. Saya akan segera datang ke sana untuk mencari solusi permanennya seperti apa," jelas Muhadjir.

Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (15/5/2024) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi mencapai 62 orang, dengan 25 korban lainnya masih dalam pencarian.

Selain itu, terdapat 33 warga yang mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit, serta 1.543 keluarga yang mengungsi.

Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa BNPB bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus memutakhirkan data seiring dengan temuan baru dari tim pencarian gabungan di lapangan.

Pemerintah menargetkan proses penanganan darurat dapat berjalan optimal dan cepat agar lokasi terdampak dapat segera pulih dan kembali normal.

Banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah Sumatera Barat pada Sabtu (11/5/2024) dan Minggu (12/5/2024), disebabkan oleh hujan lebat dan meluapnya aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi.

Banjir diperparah dengan terbawanya material vulkanik dari gunung melalui sungai akibat hujan lebat di sekitar puncak.

"Sehingga hujan yang tinggi di sekitar puncak membawa turun material vulkanis dan menjadi lahar dingin," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat, 5 di antaranya terdampak banjir bandang dan lahar dingin, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang.

Posko-posko pengungsian dan dapur umum telah didirikan di masing-masing daerah bencana untuk mendukung warga yang terdampak.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak