SuaraSumbar.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau mengimbau warga di sekitar Gunung Marapi, Sumatera Barat, untuk meningkatkan kewaspadaan mengingat prediksi cuaca ekstrem yang akan terjadi mulai Rabu (15/5/2024).
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca di sekitar Gunung Marapi berpotensi menyebabkan hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
"Kami meminta warga di sekitaran kawasan Gunung Marapi, khususnya di Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang untuk selalu waspada dan terus memperbarui informasi dari BMKG," kata Desindra Deddy, Selasa (14/5/2024).
Ketiga daerah tersebut memiliki banyak sungai yang berhulu di Gunung Marapi, yang berpotensi terjadi banjir lahar dingin jika hujan lebat terjadi di atas gunung.
Peningkatan kewaspadaan ini diperlukan mengingat radar BMKG telah terpantau adanya cuaca ekstrem yang akan berlangsung selama tiga hari ke depan, dari hari ini hingga Kamis (16/5/2024).
"Puncak cuaca ekstrem diperkirakan terjadi besok, dengan hujan berintensitas sedang hingga lebat," tambahnya.
Dampak cuaca ekstrem telah dirasakan oleh warga, seperti yang dialami Asrinal Kayo, pemilik pemandian Mato Aia.
Pemandian yang telah ia rintis sejak tahun 2000 hancur akibat banjir bandang lahar dingin yang terjadi di Lembah Anai pada Sabtu malam (11/5/2024).
Asrinal Kayo mengalami kerugian materi yang sangat besar, mencapai Rp 2 miliar, sebuah pukulan berat bagi usahanya.
"Semua harta benda saya termasuk televisi dan lemari yang berisi uang tunai Rp 25 juta hanyut terbawa air," cerita Kayo, masih dengan kesedihan yang mendalam.
Kini, Asrinal Kayo berharap dapat menerima bantuan untuk membangun kembali usahanya yang hancur. Perekonomiannya lumpuh, dan ia harus memulai dari nol lagi.
BMKG bersama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait terus melakukan monitoring ketat terhadap perkembangan cuaca di kawasan tersebut dan mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
Kontributor : Rizky Islam