Ia mengakui Pagari merupakan sekelompok warga yang dilatih BKSDA Sumbar dan Yayasan Sintas Indonesia dalam menangani konflik satwa dengan manusia.
Keberadaan Pagari tersebut sangat membantu dalam penanganan konflik, apalagi Agam cukup rawan terjadinya konflik satwa.
"Setidaknya ada delapan konflik terjadi di wilayah Agam selama awal 2024. Kita sangat terbantu dengan keberadaan Pagari untuk penanganan awal sebelum tim dari BKSDA turun, karena kita sedang menangani konflik di Kecamatan Palupuh," katanya. (Antara)