Dalam surat terbukanya, Yoel meminta Anies Baswedan lebih sensitif dan menebus isu SARA. Sebab menurut dia Anies sudah blunder karena tidak sensitif di isu SARA ini.
Setidaknya ada empat blunder yang dilakukan Anies mengenai isu SARA menurut Yoel. Pertama tidak menangkal isu SARA di pilgub Jakarta karena menguntungkan dirinya.
Kedua pidato politik pertama Anies sebagai Gubernur dengan memakai istilah “pribumi”. Lalu menerima dukungan dari mantan ketua FPI dan terakhir menerima dukungan dari pemimpin-pemimpin utama demo anti Ahok di tahun 2018 lalu.
"Lu udah tahu isu SARA itu santer waktu pilgub kemarin. Koq ya ga sensitif pilih pakai kata “pribumi” di pidato politik pertama lu," ujar Yoel.
Baca Juga:Anies Baswedan Makan Nasi Bungkus Bareng Petani Solok Sambil Dialog, Netizen: Merakyat Banget
Yoel menceritakan pengalaman pahit di tahun 98 ketika dirinya masih kelas 5 SD. Yoel mengaku ketakutan karena rumahnya di Solo bakal dibakar massa.
"Di depan pintu rumah, bokap gw pakai piloks tulis “PRO PRIBUMI”. Lu yang punya PhD harusnya sensitif lo pak kalau kata-kata itu sensitif," ujarnya.
Menurut Yoel ketidaksensitifan Anies terhadap isu SARA ini merupakan salah satu alasan orang Kristen atau keturunan Tiong Hoa tidak memilih Anies.
"Gw mendesak Bapak untuk — lu bisa lebih sensitif dan menebus isu SARA ini. Caranya seperti apa aja? Ya gua yakin lu jago dan bisa sensitif untuk topik ini — apalagi kalau lu emang bener-bener oportunis orangnya," ujar Yoel.
Yoel mengusulkan empat poin yang bisa dilakukan Anies Baswedan untuk menebus kesalahannya mengenai isu SARA.
Baca Juga:Janji Anies ke Masyarakat Sumbar: Aktifkan Kembali Jalur Kereta Api-Bangun Stadion Berstandar FIFA
1. Mengakui dan meminta maaf atas tindakan (commission) atau kebisuan (omission) bapak atas polarisasi SARA waktu pilgub Jakarta kemarin