SuaraSumbar.id - Kontroversi seputar booking online untuk pendakian Gunung Marapi yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar mendapat respons dari Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy.
Dalam keterangannya, Audy menegaskan bahwa ide pembukaan sistem booking online adalah inisiatif dari BKSDA Sumbar, bukan pemerintah provinsi.
Saat wawancara via WhatsApp yang diadakan pada Selasa, 5 Desember 2023, Audy mengatakan, “Itu adalah kegiatan BKSDA. Kita hanya hadir meresmikan.”
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa saat ini booking online untuk mendaki Gunung Marapi sudah ditutup dan plang pemberitahuan telah dipasang.
Baca Juga:Polda Sumbar Berhasil Identifikasi 11 Mayat Korban Erupsi Gunung Marapi di Sumbar
“Sekarang sudah ada korban, tak mungkin dibuka lagi. Saya sudah hubungi BKSD, sudah ditutup,” ujar Audy.
Pada 24 Juli 2023, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi resmi dibuka kembali dengan sistem pendakian booking online, diresmikan oleh Audy Joinaldy di Sumatera Barat Convention Hall, Padang.
Audy menyebut bahwa Gunung Marapi merupakan TWA pertama di Indonesia yang menerapkan sistem pendakian online, sebuah inovasi hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan BKSDA Sumbar.
Sistem booking online ini seharusnya memungkinkan pendaki melakukan pendakian dari tiga pintu TWA Gunung Marapi, yaitu Batu Palano di Kabupaten Agam, serta Koto Baru dan Aia Angek di Kabupaten Tanah Datar.
Namun, dengan kejadian tragis yang menimpa para pendaki dan menuntut korban jiwa, pemerintah dan BKSDA telah memutuskan untuk menutup sementara sistem ini.
Baca Juga:Puluhan Pendaki Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, Blunder Booking Online BKSDA?
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan seputar keamanan dan kebijakan terkait aktivitas pendakian di kawasan rawan bencana seperti Gunung Marapi.
Kontributor : Rizky Islam