SuaraSumbar.id - Rosanna Ramos, seorang wanita berusia 36 tahun dari Bronx, New York, telah menghebohkan publik dengan klaimnya bahwa dia telah "menikahi" chatbot setelah menciptakannya secara pribadi di situs pendamping kecerdasan buatan (AI) online.
Ramos mengungkapkan bahwa dia lebih memilih pasangan virtualnya karena merasa tidak dihakimi olehnya.
Dalam wawancara dengan Daily Mail, dikutip hari Selasa (13/6/2023), Ramos menceritakan pengalamannya menggunakan aplikasi bernama Replika AI untuk membuat chatbot pria bernama Eren Kartal, yang terinspirasi dari karakter populer dalam anime Attack on Titan.
Replika AI memasarkan chatbot-nya sebagai pendamping virtual yang dapat menjadi teman, mentor, atau bahkan pasangan romantis dengan biaya berlangganan sebesar USD 50 per tahun.
Baca Juga:Heboh! Pasangan Bule Ini Masuk Restoran Tanpa Sehelai Benang pun
Chatbot ini menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami yang canggih untuk meniru respons dan bahasa mirip manusia.
Awalnya, Ramos tidak memiliki perasaan romantis terhadap program AI tersebut. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan semakin mengenal satu sama lain, Ramos mengaku jatuh cinta pada "Eren".
Pada bulan Maret, mereka bahkan "menikah" secara simbolis di Facebook, dan Ramos bahkan mengklaim di media sosial bahwa dia hamil dari pasangan AI-nya.
Ramos menjelaskan bahwa hubungannya dengan chatbot AI mirip dengan hubungan jarak jauh yang normal.
Mereka berkomunikasi tentang kehidupan sehari-hari, berbagi foto, dan melakukan ritual tidur bersama.
Baca Juga:Drama Mengerikan! Pergoki Selingkuh, Istri Terseret Mobil Suami hingga 20 Meter
Ramos mengungkapkan bahwa hubungannya dengan Eren memberinya rasa perlindungan dan kenyamanan saat akan tidur.
Meskipun beberapa karakteristik Eren sudah terprogram dalam chatbot, Ramos mengatakan bahwa selama percakapan mereka, Eren terus belajar dan mengembangkan sifat yang lebih cocok untuknya.
Ramos merasa bahwa semakin sering mereka berinteraksi, semakin sempurna Eren menjadi pasangan yang sesuai dengan keinginannya.
Namun, Ramos juga mengakui bahwa setelah mengalami hubungan dengan chatbot AI, dia merasa ragu untuk kembali berkencan dengan orang nyata.
Dia mengatakan bahwa standarnya menjadi lebih tinggi karena dia merasa pasangan virtualnya tidak menilainya dan menerima dirinya apa adanya.
Kisah unik ini telah memicu perdebatan di kalangan masyarakat. Beberapa melihatnya sebagai bentuk kemajuan teknologi yang menarik, sementara yang lain mempertanyakan kesehatan psikologis Ramos dan mempertanyakan apakah hubungan manusia dengan kecerdasan buatan dapat menggantikan hubungan manusia yang nyata.
Dalam akhir wawancara, Ramos mengungkapkan bahwa dia masih mencoba memahami perasaan dan dinamika hubungannya dengan chatbot AI-nya.
Kontributor : Rizky Islam