Kepala Kesbangpolinmas Sumbar, Jefrinal Arifin mengatakan masyarakat Sumbar sejatinya telah mengenal sistem demokrasi sejak berabad-abad lalu. Masyarakat sebenarnya sudah cerdas, namun ternyata isu memecah belah seperti intoleransi, radikalisme tetap diarahkan pada daerah ini.
"Kami mendorong pemangku adat, orang berilmu dan ulama yang disebut tigo tungku sajarangan bisa meningkatkan perannya kembali karena sistem adat di Sumbar memiliki pengaruh besar dalam tatanan kehidupan dan sosial," katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Sumbar yang juga alumni Lemhanas angkatan 60, Zulkenedi Said menegaskan pihaknya menginisiasi dialog kebangsaan itu dengan mengundang seluruh alumni angkatan 60 Lemhanas ke Padang untuk memperlihatkan kondisi di lapangan.
"Bisa dilihat bahwa isu negatif tentang intoleransi atau radikalisme di Sumbar itu tidak benar. Itu hanya isu untuk memecah belah," katanya.
Baca Juga:Agum Gumelar Setuju Bila Iwan Bule Tak Mundur Jadi Ketua PSSI: Bentuk Tanggung Jawab