SuaraSumbar.id - Gus Miftah cawe-cawe soal warganet banyak kecewa lantaran Lesti Kejora memutuskan mencabut laporan polisi tentang dugaan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan sang suami, Rizky Billar.
Pertengahan pekan ini, Lesti Kejora mendadak pulang dari umrah di Mekkah Arab Saudi dan langsung ke Polres Jakarta Selatan untuk mencabut laporan.
Lesti Kejora datang mencabut laporan persis saat polisi menetapkan Rizky Billar sebagai tersangka dan dijebloskan ke sel tahanan.
Setelah pencabutan laporan, Rizky Billar otomatis terlepas dari semua tuduhan dan tak jadi dikurung polisi. Keduanya lantas kembali bersama.
Baca Juga:Sejumlah Artis Kecewa ke Lesti Kejora, Dewi Perssik: Tidak Semua Kesalahan ada Kesempatan Kedua
Namun, warganet kesal dan tak sedikit yang kecewa karena Lesti Kejora mencabut laporan. Sebab, mereka menilai pelaku KDRT tidak patut dipertahankan.
Pandangan juga diutarakan guru spiritual Gus Miftah. Atas pencabutan laporan Lesti, diakuinya sudah diprediksi.
Gus Miftah mengatakan, apa yang terjadi pada Lesti Kejora dan Rizky Billar adalah kehidupan pribadi mereka berdua dalam berumah tangga.
Sehingga dikatakan Gus Miftah, keputusan apapun yang diambil tidak berdasarkan keinginan pihak lain, seperti keluarga, apalagi netizen.
Keputusan Lesti Kejora mencabut laporan polisi, tertuang dalam Alquran tentang bagaimana seorang istri seharusnya melakukan kewajiban pada suami.
Baca Juga:Sambil Masak, Kang Dedi Mulyadi Ungkap Dilema yang Dihadapi Lesti Kejora hingga Cabut Laporan
“Sekarang kenapa (Lesti Kejora) nggak dilanjutkan (laporan KDRT). Itulah kenapa alasan Alquran mengatakan, istrimu itu adalah pakaianmu, dan kamu adalah pakaian istri,” ucap Gus Miftah menerangkan.
Melihat semua akan ada hikmah besar yang didapat, Gus Miftah lantas mengatakan, sebaiknya pihak luar apalagi netizen, tidak ikut mengintervensi rumah tangga keduanya.
“Banyak yang nggak terima (Lesti cabut laporan Rizky Billar). Hak kita nggak terima apa? Haknya nggak terima?” lanjutnya bertanya.
Apa yang dilakukan Lesti Kejora mungkin sebagai wanita dan seorang istri wajar marah dan mengadu pada polisi ketika diri mendapat kekerasan fisik, karena itu hak warga negara.
Saat Lesti Kejora yang tersakiti, sebagai warga negara sudah tepat melakukan pengaduan untuk meminta perlindungan dari penegak hukum.
Akan tetapi ketika semua proses berjalan, ada nilai dan rasa lain yang ada dalam diri Lesti Kejora sebagai seorang istri.
“Namanya juga orang emosi (kemarahan Lesti Kejora). jangankan dengan suami, saya melaporkan orang begitu orang lain tersangka, kemudian saya dimediasi lalu mencabutkan boleh-boleh saja,” ucap pria kelahiran Jabung, Lampung tersebut menjelaskan.
Secara pribadi, Gus Miftah mengaku sudah mengetahui akhir dari laporan KDRT pasangan Leslar tersebut.
“Karena saya tahu ending-nya kayak gini (cabut laporan). Bahwa ini adalah urusan rumah tangga mereka, mau dilanjutkan atau mau berhenti urusan mereka,” terangnya dikutip dari kanal YouTube DH Entertainment News.
Akan tetapi, Gus Miftah heran dengan gelombang netizen yang malah menghujat apa yang menjadi keputusan Lesti untuk keluarganya sendiri.
“Ini kemudian (keputusan Lesti) banyak orang kenapa ikut-ikutan komentar, karena sudah dibawa ke ruang publik,” lanjutnya.
Gus Miftah kemudian mengatakan, mungkin Lesti Kejora telah mendapatkan sesuatu ketika dirinya berada di Tanah Suci Mekah bersama keluarga.
“Kita tahu, Lesti Kejora mencabut laporan (perkara KDRT) itu kan setelah pulang dari umroh, bisa dibilang mungkin dapat inspirasi dari sana,” katanya.
“Selesaikan secara baik-baik kenapa kita tidak berhusnudzon seperti itu,” ungkapnya yang ditujukan kepada netizen.
Kontributor : Rizky Islam