SuaraSumbar.id - SAS, pendeta di Alor, Nusa Tenggara Timur kuat diduga melakukan pencabulan serta pemerkosaan terhadap remaja-remaja yang menjadi jemaatnya.
Jumat (16/9/2022), berkas kasus SAS sudah dilengkapi aparat kepolisian setempat dan dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kalabahi untuk segea disidangkan.
Fakta terbarunya, jumlah korban keganasan SAS ternyata bertambah menjadi 14 orang.
SAS sendiri dituduh melakukan pencabulan serta pemerkosaan terhadap jemaatnya sejak Mei 2021 hingga Maret 2022.
Baca Juga:Berkas Perkara Kekerasan Seksual dengan TSK Calon Pendeta Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan
Tak hanya diperkosa lantas dicabuli, Pendeta SAS juga merekam aksinya tersebut. Selain itu, dia juga merekam jemaat yang menjadi korbannya dalam kondisi telanjang bulat.
"Hasil pengakuan para korban dan tersangka sebelum melakukan aksi asusilanya, tersangka merekam video para korban," kata Kasat Reskrim Polres Alor Iptu Yames Jems Mbau di Kupang, Jumat (16/9/2022).
Sebagian besar korban adalah remaja berusia di bawah 17 tahun. Semula korban berjumlah 6 orang, namun dalam penyidikan bertambah menjadi 12 orang hingga akhirnya 14 orang.
"Berkas perkara kasus ini sudah rampung dan dalam waktu dekat akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kalabahi,” tuturnya.
Pelaku juga mengancam para korban untuk tidak melaporkan pencabulan itu, jika tidak ingin video telanjangnya tersebar.
Menurutnya kasus ini terus diselidiki Polres Alor. Selain menjadi korban pencabulan, belasan anak itu juga menjadi korban pelanggaran Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronika (ITE).