10 Dampak Buruk yang Dialami Korban Pelecehan Seksual, Termasuk Depresi hingga Ingin Bunuh Diri

Kasus kekerasan atau pelecehan seksual masih sering terjadi hingga saat ini. Kasus tersebu sering dialami oleh perempuan dan anak-anak.

Riki Chandra
Rabu, 15 Juni 2022 | 15:15 WIB
10 Dampak Buruk yang Dialami Korban Pelecehan Seksual, Termasuk Depresi hingga Ingin Bunuh Diri
Ilustrasi pelecehan seksual pada perempuan [suara.com/Eko Faizin/egiapriyanti]

SuaraSumbar.id - Kasus kekerasan atau pelecehan seksual masih sering terjadi hingga saat ini. Kasus tersebu sering dialami oleh perempuan dan anak-anak.

Meski kasus pelecehan seksual banyak terjadi, hingga kini penanganan mengenai hal ini belum begitu baik. Penanganan yang kurang tersebut terkadang membuat trauma berat bagi korban ketika mengalaminya.

Perlu diketahui, saat mengalami pelecehan seksual, tidak hanya fisik yang trauma, terapi juga psikologis dan emosional. Melansir laman Rainn, berikut terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dari pelecehan seksual, dikutip dari Suara.com.

1. Depresi
Berdasarkan penelitian, tindakan diskriminasi atau kekerasan seksual dapat menyebabkan depresi kepada korban.

Baca Juga:Nikita Willy Sempat Depresi Pasca Lahiran, Beruntung Punya Suami Perhatian yang Ajak Shopping

2. Gangguan Stres Pascatrauma
Korban yang mengalami pelecehan seksual biasanya mengalami trauma berat yang menyebabkan gangguan stres pascatrauma. Gannguan ini membuat korban memiliki rasa takut, cemas, dan stres yang berlebihan.

3. Suka Menyakiti Diri Sendiri
Tidak jarang bagi beberapa korban pelecehan seksual dengan sengaja melukai dirinya sendiri. Biasanya mereka akan merasa benci dengan dirinya sendiri setelah menerima pelecehan seksual sehingga melukai dirinya sendiri.

4. Tertular Penyakit Kelamin
Beberapa korban pelecehan seksual juga berpotensi terkena penyakit kelamin menular. Penyakit ini biasanya ditularkan oleh pelaku melalui kontak kelamin ataupun anal dan oral.

Selain mengganggu mental korban, kekerasan seksual bisa menyebabkan terinfeksi bakteri atau virus yang ditularkan pelaku. Penyakit ini terjadi karena kontak kelamin atau melalui anal dan oral.

5. Berpotensi Menggunakan Narkotika
Korban pelecehan seksual berpotensi menggunakan narkotika akibat rasa depresi yang dialaminya. Biasanya penggunaan narkotika diharapkan untuk menghilang pikiran terhadap trauma yang dialaminya.

Baca Juga:3 Tips agar Jauh dari Rasa Depresi, Patut Dicoba!

6. Disosiatif (Menjauhkan Diri dari Lingkungan)
Setelah kejadian, banyak korban kekerasan seksual menjauhkan dirinya dari lingkugan. Biasanya, korban kekerasan seksual akan merasa malu dengan apa yang dialaminya. Oleh karena itu, mereka yang mengalami pelecehan seksual akan minder dan menarik diri dari lingkungan.

7. Serangan Panik
Trauma yang dialami para korban pelecehan seksual membuat mereka lebih mudah panik. Hal ini karena mereka akan merasa takut dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.

8. Gangguan Makan dan Tidur
Bagi beberapa korban pelecehan seksual juga kerap kali mengalami gangguan makan dan tidur. Pengalaman buruk yang dirasakannya membuat nafsu makan berkurang. Selain itu, mereka juga kesulitan untuk tidur karena takut terbayang pengalaman buruknya itu.

9. Menyebabkan Kehamilan
Dampak buruk lain dari pelecehan seksual juga bisa menyebabkan kehamilan bagi korban. Hal ini menjadi salah satu kekhawatiran terburuk korban ketika mengalami pelecehan seksual.

10. Bunuh Diri
Banyak korban kekerasan seksual yang pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Dampak ini terjadi karena korban merasa malu dan depresi berlebihan dari apa yang dialaminya. Untuk itu, jangan sampai korban ditinggal sendiri sehingga menyebabkan depresi berlebih.

Catatan Redaksi:

Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Anda juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini