Ajak Perantau Minang di Jabar Doakan Anak Ridwan Kamil, Gubernur Sumbar: Mudah-mudahan Allah Berikan yang Terbaik

Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, turut prihatin atas musibah yang sedang dihadapi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Riki Chandra
Minggu, 29 Mei 2022 | 17:27 WIB
Ajak Perantau Minang di Jabar Doakan Anak Ridwan Kamil, Gubernur Sumbar: Mudah-mudahan Allah Berikan yang Terbaik
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, turut prihatin atas musibah yang sedang dihadapi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Diketahui, putra sulungnya hanyut di sungai Swiss dan hingga kini juga ditemukan.

Atas kondisi itu, Mahyeldi mengajak seluruh perantau Minang yang berada di Jawa Barat, bersama-sama mendoakan keselamatan untuk Emmeril Kahn Mumtadz.

"Mari kita doakan yang terbaik bagi keselamatan anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Mudah-mudahan Allah memberikan yang terbaik," katanya saat bertemu dengan perantau Minangkabau di Bandung, Jawa Barat, Minggu (29/5/2022).

Apalagi, kata Buya Mahyeldi, anak Ridwan Kamil pergi ke Swiss dengan niat mulia untuk melanjutkan pendidikan atau menuntut ilmu. Dia berharap yang terbaik untuk keselamatan anak Gubernur Jabar tersebut.

Baca Juga:MUI soal Ramalan Paranormal di Pencarian Anak Ridwan Kamil: Jangan Didengarkan, Haram!

Menurut Mahyeldi, perantau Minang memegang falsafah di mana bumi dipijak, di situ langit di junjung. Meskipun memiliki akar budaya dan latar belakang dari Minangkabau, namun setelah merantau dan mencari hidup di luar Sumbar, juga harus meninggikan seranting pemimpin di daerah domisilinya masing-masing.

"Salah satunya dengan cara mendoakan yang terbaik bagi pemimpin daerah tempat mencari penghidupan. Semoga Bapak Ridwan Kamil dan keluarga juga diberi ketabahan," katanya.

Halal bi halal antara Pemprov Sumbar dengan perantau Minang di Jawa Barat dihadiri oleh seribuan orang dari berbagai daerah.

Inisiator pertemuan yang juga merupakan pemilik Hotel Asrilia, bandung Asril Das mengatakan, ada sekitar 2.500 orang yang direncanakan hadir dalam halal bi halal tersebut.

Dalam pertemuan itu digagas upaya menyatukan perantau Minang dalam satu organisasi saja, tidak terpecah-pecah.

Baca Juga:Pencarian Emmeril Khan Mumtadz Belum Membuahkan Hasil, Hari Ini Petugas Fokus di Pintu Air

"Banyak tokoh-tokoh Minang yang senior merasa sedih melihat perantau ini terpecah-pecah karena itu kita coba usahakan untuk menyatukan semua dalam satu organisasi besar yang sementara ini kita sebut Masyarakat Minang Bersatu," katanya.

Upaya itu mendapatkan dukungan dari Gubernur Sumbar Mahyeldi karena menurutnya persatuan perantau akan bisa memaksimalkan segala potensi sehingga bisa pula bersama-sama mendorong kemajuan Sumatera Barat.

Anak Ridwan Kamil Belum Ditemukan

Putra Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril dilaporkan hilang karena terseret arus ketika berenang di Sungai Aare pada Kamis (26/5/2022) sekitar pukul 09.40 pagi waktu Swiss (14.40 WIB).

Hingga hari ke empat pencarian, Eril belum juga ditemukan. Dia bersama keluarga diketahui berada di Swiss untuk mencari sekolah karena akan melanjutkan ke jenjang S2.

Ridwan Kamil beserta istrinya, Atalia Praratya, juga terus memantau proses pencarian putra mereka di Swiss.

Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad menyatakan tidak ada penetapan batas waktu untuk mencari Emmeril Kahn Mumtadz. Kepastian tersebut diperoleh dari pihak polisi sungai dan tim SAR yang melakukan pencarian.

“Sebetulnya tidak ada batas waktu maksimum kapan pencarian ini akan dihentikan, karena ketika kemarin kami bertemu dengan tim SAR dan polisi sungai mereka mengatakan ‘adalah menjadi tugas kami untuk memastikan keamanan sungai ini',” ujar Muliaman dalam konferensi pers secara daring.

Polisi yang bertugas di Sungai Aare menegaskan bahwa pencarian Eril akan terus dilakukan karena itu menjadi tugas mereka untuk memantau situasi di sungai terpanjang di Swiss tersebut.

Namun, otoritas Swiss menyatakan bahwa tiga hari pertama menjadi waktu yang sangat krusial dalam pencarian, meskipun pada sebagian besar kasus yang terjadi sebelumnya, korban baru bisa ditemukan setelah tiga minggu dinyatakan hilang.

“Mayoritas kejadian serupa pada tahun-tahun sebelumnya itu 99,9 persen (kemungkinan) ditemukan dalam tiga minggu. Itu menurut pengalaman polisi air yang puluhan tahun menjaga sungai ini,” ujar Muliaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini