Tuding Sebar Kebencian, Ade Armando Sebut Ustaz Abdul Somad Tak Layak Jadi Juru Dakwah

Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando turut menyoroti kasus penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh Singapura.

Riki Chandra
Rabu, 25 Mei 2022 | 19:08 WIB
Tuding Sebar Kebencian, Ade Armando Sebut Ustaz Abdul Somad Tak Layak Jadi Juru Dakwah
Ustaz Abdul Somad. [Istimewa]

SuaraSumbar.id - Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando turut menyoroti kasus penolakan Ustaz Abdul Somad (UAS) oleh Singapura. Bahkan, dia menyebut jika UAS terus menyebarkan narasi kebencian, maka UAS tidak pantas menjadi juru dakwah di Indonesia yang memperjuangkan Islam dama.

Pernyataan itu disampaikan Ade dalam tayangan YouTube Cokro TV dengan judul "MENGAPA SANDIAGA UNO MEMBELA ABDUL SOMAD?" yang tayang pada Selasa (24/5/2022).

Pasca ditolak Singapura, kata Ade, para pendukung UAS meneror akun media sosial Pemerintah dan politisi Singapura. Beberapa akun yang disebut diteror, yakni akun Instagram Presiden Halmiah Yacob, Perdana Menteri Lee Hsien Loong, Menteri Senior Teo Chee Hean, dan lain-lain.

“Yang lebih parah, Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa banyak pendukung Somad yang mengancam Singapura melalui akun-akun media sosial mereka. Salah satu akun menyerukan agar Singapura dibom dan dihancurkan,” ujar Ade Armando.

Selain itu, lanjutnya, ada juga pendukung Ustaz Abdul Somad lain yang mengatakan akan mengirimkan pembela Islam untuk menyerang Singapura seperti peristiwa 9/11 di New York pada tahun 2001.

Baca Juga:Ade Armando Heran Sandiaga Uno Bela Ustaz Abdul Somad, Seolah Pertanyakan Putusan Singapura Tolak Somad

Ada pula yang mengancam akan mengusir warga Singapura yang transit dan tinggal di Indonesia. Seorang netizen pendukung Ustaz Abdul Somad lainnya mencela bahwa Singapura adalah negara yang kecil tapi arogan.

“Buat saya, respons semacam ini sungguh-sungguh memalukan. Pemerintah Singapura sudah memberikan penjelasan tentang pencekalan Somad,” kata Ade Armando.

Ia mengutip bahwa menurut Kementerian Dalam Negeri Singapura, ada sejumlah hal yang menyebabkan Ustaz Abdul Somad ditolak. Pertama, Ustaz Abdul Somad dikenal menyebarkan ajaran-ajatan ekstrimis dan segregasi.

“Kedua, Somad merendahkan agama lain. Somad misalnya pernah menyebut salib Kristen sebagai tempat jin kafir. Somad juga menyebut secara terbuka nonmuslim sebagai kafir,” ujarnya.

Ade Armando menyebutkan contoh lain yang diberikan Kementerian Dalam Negeri Singapura bahwa Ustaz Abdul Somad menyebut bom bunuh diri adalah tindakan yang sah bila itu dilakukan untuk melawan kezaliman seperti konflik Israel-Palestina.

Pemerintah Singapura, lanjut Ade Armando, merasa perlu untuk tidak membiarkan Ustaz Abdul Somad berkeliaran di Singapura karena kehadirannya bisa mencederai keharmonisan antar umat di negara mereka.

“Ketegangan hubungan antar ras dan agama sudah mengancam Singapura sejak kelahirannya tahun 1965. Karena itu, Pemerintah Singapura selalu sensitif dengan potensi perpecahan bangsanya. Dalam konteks inilah mereka menolak Somad,” katanya.

Ade Armando. [Dok.Cokro TV]
Ade Armando. [Dok.Cokro TV]



Tapi, lanjut Ade Armando, penolakan ini bukan hanya diterapkan Singapura kepada Ustaz Abdul Somad ataupun hanya pemuka Islam. Siapa pun yang dianggap mendorong bisa mendorong ketegangan rasial dan agama akan ditolak Singapura.

Ia menyebut, Singapura pernah menolak dua pendeta Kristen yang dianggap membenci Islam atau Islamophobia.

Ade Armando juga menyinggung bahwa di sisi lain, bukan hanya Singapura yang menolak Ustaz Abdul Somad. Timor Leste, Hong Kong, Swiss, Inggris, dan Belanda.

“Jadi, penolakan terhadap kehadiran Somad adalah langkah yang bisa sangat dipahami. Penjelasan Singapura sudah sangat terang-benderang. Karena itu, apa pula yang harus dipertanyakan Sandiaga?” katanya.

“Kita di Indonesia juga memperjuangkan Islam yang damai. Kalau Somad terus menyuarakan kebencian, dia pun tidak layak menjadi juru dakwah di sini,” ujarnya.

Disamping itu, Ade Armando juga heran dengan sikap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang tiba-tiba membela UAS.

“Anda tentu tahu Somad ditolak masuk Singapura. Kini, tiba-tiba saja, Sandiaga meminta publik agar tidak berprasangka terlebih dahulu. Dia juga berpesan agar publik memastikan informasi secara benar dan menyeluruh,” kata Ade Armando dalam tayangan video berdurasi 8 menit tersebut.

Menurut Ade, Sandiaga Uno juga mengatakan bahwa Ustaz Abdul Somad adalah ulama besar. Selain itu, Ustaz Abdul Somad juga dinilai sebagai penggerak ekonomi kreatif lantaran kerap membantu mempromosikan detinasi wisata berbasis religi.

Baca Juga:Pendeta Gibson Simarmata Sebut Ustaz Abdul Somad Baik dan Hormat Padanya, Ternyata Alasannya...

“Karena itu, kata Sandiaga, dia akan mengecek informasi soal penolakan terhadap Somad itu dari pihak Kemenlu RI dan Singapura. Pernyataan Sandiaga ini jelas mengherankan karena seolah mempertanyakan keputusan pemerintah Singapura menolak Somad masuk ke negara itu,” ujarnya.

Menurut Ade Armando, pernyataan Sandiaga Uno memang tidak bernada menyalahkan Singapura, namun menunjukkan ketidaktegasan sikap. Ia pun berharap Pemerintah Singapura tidak memandang pernyataan Sandiaga Uno mewakili Pemerintah Indonesia.

Sebelumnya, penceramah kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) dideportasi dari Singapura bersama keluarga saat akan berlibur ke negara tersebut pada Senin (16/5/2022).

Saat di imigrasi Singapura, UAS mengaku tak mendapat penjelasan alasan kenapa dirinya ditolak masuk ke wilayah negara itu.

Pemerintah Singapura melalui Kementerian Dalam Negerinya buka suara terkait penolakan UAS di negaranya.

Kemendagri Singapura menyebut, Ustaz Abdul Somad tiba di Terminal Feri Tanah Merah dari Batam. Ia tiba pada Senin (16/5/2022) lalu bersama enam orang lainnya.

Menurut Singapura, UAS dianggap sebagai sosok yang kerap menyampaikan ceramah ekstrem terkait agama.

“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” tulis Kementerian Dalam Negeri Singapura dikutip dari SuaraRiau.id, Rabu (18/5/2022).

Singapura juga menjelaskan adanya pernyataan UAS dianggap mengarah pada ekstremis.

Salah satunya saat UAS menyebut, bom bunuh diri dalam konteks konflik Palestina dan Israel adalah diperbolehkan.

“Ia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir". Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak