Indonesia dan Thailand Bahas Ubah Status Pandemi Covid-19 Jadi Endemi

Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Senat Kerajaan Thailand, Pornpetch Wichitchonlachai, membahas rencana gubah status pandemi Covid-19 jadi endemi.

Riki Chandra
Rabu, 23 Maret 2022 | 18:15 WIB
Indonesia dan Thailand Bahas Ubah Status Pandemi Covid-19 Jadi Endemi
Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan), dan Ketua Senat/Wakil Ketua Majelis Nasional Thailand, Pornpetch Wichitchonlachai (kiri). [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Senat Kerajaan Thailand, Pornpetch Wichitchonlachai, membahas rencana gubah status pandemi Covid-19 jadi endemi.

Hal itu dibahas Puan dalam pertemuan bilateral di Bali, Rabu (23/3/2022). Keduanya sepakat masa transisi itu perlu disiapkan dengan matang demi memastikan berbagai program pemulihan berjalan efektif.

“Berbagai penyesuaian saat ini telah dilakukan Indonesia. DPR RI ikut melakukan pengawasan terhadap upaya pemerintah yang sedang menyusun roadmap (peta jalan) dalam rangka menuju situasi endemi,” kata Puan.

Dalam pertemuan itu, mereka juga berbagi pengalaman mengenai pemulihan sektor pariwisata di negara masing-masing mengingat itu jadi salah satu sumber devisa utama dua negara.

Baca Juga:Indonesia Bahas Rencana Ubah Status Pandemi Jadi Endemi dengan Thailand, Puan: Tantangan Kita Bersama

“Saya mendorong kerja sama dua negara dalam rangka revitalisasi pariwisata,” kata Puan.

Di samping pariwisata, dia juga mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi. Oleh karena itu, dia menyambut baik langkah Majelis Nasional Thailand yang menyetujui nota kesepahaman kerja sama pembentukan Kelompok Persahabatan Antar-Parlemen Indonesia dan Thailand.

Ia menyampaikan DPR RI saat ini masih mengkaji MoU itu dan naskah rancangannya akan rampung dalam waktu dekat.

Di sela-sela Sidang Majelis Ke-144 IPU, Rabu, dia juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Ketua DPR Kuwait, Marzouq Ali Al Ghanim. Puan, dalam pertemuan itu, mendukung kebijakan pemberdayaan perempuan di Kuwait. “Kami melihat pemberdayaan perempuan berkontribusi besar bagi perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia, dan penanganan Covid-19,” kata dia.

Namun, dua pihak sepakat bahwa pandemi Covid-19 menghambat beberapa program sehingga ada tujuan yang masih belum tercapai. “Ini tantangan kita bersama yang harus terus menjadi perhatian. Kerja sama antarnegara, termasuk lewat parlemen akan membantu mengatasi tantangan itu,” kata dia.

Baca Juga:Pandemi Covid-19 di Indonesia Belum Mereda, Hari Ini 159 Jiwa Melayang, Kasus Positif Bertambah 6.376 Orang

Dalam hari yang sama, dia juga menemui Ketua Parlemen Timor Leste, Ancieto Longuinhos.

Puan dan Longuinhos membahas perundingan batas negara yang belum rampung sampai saat ini. “Kami meminta dukungan dari (Parlemen) Timor Leste untuk mempercepat penyelesaian penentuan perbatasan darat di segmen Noel Besi-Citrana dan Segmen Bijael Sunan-Oben,” sebut Puan.

Dalam pertemuan bersama Timor Leste, dia juga kembali menegaskan dukungan Indonesia atas keanggotaan penuh Timor Leste di Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) dan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini