Mobilnya Diberendong Peluru, Perdana Meteri Libya Selamat dari Maut

Perdana Menteri Libya, Abdulhamid al-Dbeibah lolos tanpa mengalami luka saat mobil yang ditumpanginya diberondong peluru pada Kamis (10/2/2022) dini hari.

Riki Chandra
Kamis, 10 Februari 2022 | 17:43 WIB
Mobilnya Diberendong Peluru, Perdana Meteri Libya Selamat dari Maut
Perdana Menteri Libya Abdulhamid al-Dbeibah. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Perdana Menteri Libya, Abdulhamid al-Dbeibah lolos tanpa mengalami luka saat mobil yang ditumpanginya diberondong peluru pada Kamis (10/2/2022) dini hari.

Informasinya insiden itu merupakan upaya pembunuhan. Penembakan terjadi di tengah pertikaian sengit antarkelompok menyangkut kendali kekuasaan pemerintah.

Sumber yang mengetahui peristiwa tersebut mengungkapkan bahwa Dbeibah sedang berada dalam perjalanan pulang ke kediamannya.

Di tengah perjalanan, kata sumber itu, mobil yang ditumpangi Dbeibah ditembaki dari sebuah kendaraan lain, yang kemudian kabur.

Baca Juga:Detik-detik Perdana Menteri Libya Lolos Dari Upaya Pembunuhan, Mobil Ditembaki Saat Pulang

Insiden itu telah dirujuk ke kejaksaan untuk diselidiki. Jika benar, upaya pembunuhan itu akan memperburuk krisis soal penguasaan kendali di Libya.

Dbeibah telah menyatakan bahwa ia akan mengabaikan pemungutan suara, yang dijadwalkan berlangsung di parlemen kawasan timur pada Kamis, untuk melengserkannya.

Dbeibah pada Maret dilantik sebagai kepala Pemerintah Kesatuan Nasional (GNU).

Pemerintah yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa itu dibentuk untuk mengatur persiapan pemilihan pada Desember.

Faksi-faksi yang bersaing telah berebut posisi setelah proses pemilihan berantakan di tengah perselisihan atas beberapa aturan.

Baca Juga:10 Tahun Setelah Kematian Gaddafi, Libya Masih Jauh dari Stabilitas

Di antara aturan yang menjadi perselisihan adalah soal keabsahan Dbeibah untuk mencalonkan diri sebagai presiden --setelah ia dulu berjanji tidak akan mengikuti persaingan dalam pemilihan.

Parlemen tersebut, yang sebagian besar mendukung pasukan timur selama perang saudara berlangsung, telah menyatakan GNU invalid.

Pemungutan suara karena itu akan dilangsungkan pada Kamis untuk menunjuk perdana menteri yang baru dalam rangka membentuk pemerintah.

Namun, penasihat dari PBB untuk Libya serta negara-negara Barat mengatakan bahwa mereka tetap mengakui GNU. Mereka mendesak lembaga-lembaga politik Libya untuk lebih memusatkan perhatian pada penyelenggaraan pemilihan.

Parlemen pada pekan ini mengatakan tidak ada pemilihan yang akan diselenggarakan tahun ini. (Antara/Reuters)

REKOMENDASI

News

Terkini