SuaraSumbar.id - Jelang akhir tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajarannya untuk tidak terjebak ego sektoral. Hal ini dilakukan agar penanganan Covid-19 berjalan dengan baik.
"Pertama, saya minta seluruh kementerian dan lembaga agar frekuensinya sama dalam menghadapi bulan Desember 2021. Sekali lagi, memiliki frekuensi yang sama, jangan terjebak pada ego sektoral, utamakan kerja sama, dan utamakan koordinasi sehingga kelihatan kita miliki frekuensi sama," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam Rapat Terbatas Mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (22/11/2021).
"Kita sebentar lagi masuk libur Natal dan Tahun Baru 2022, yang kita tahu pada saat ini kasus Covid-19 di Eropa semuanya naik," tambah Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, dalam sepekan terakhir kasus aktif di Indonesia menurun, yakni 892 kasus dari 9.018 kasus pada 14 November menjadi 8.126 kasus pada 21 November 2021 dan untuk penambahan kasus baru, rata-rata 362 kasus setiap harinya.
Baca Juga:PKB Belum Terima Informasi Reshuffle Kabinet, Gus Jazil: Yang Nungguin Sabar Aja
"Kedua, perlu saya ingatkan bahwa kegiatan 'kick off' untuk 'Sherpa meeting' di KTT G20 nanti akan dilakukan di Jakarta dan 'kick off' untuk 'finance track' di Bali di awal Desember 2022 sehingga dunia akan melihat kita, oleh sebab itu kemampuan kita dalam mengendalikan pandemi betul-betul diuji dan utamanya dalam menjalankan protokol kesehatan," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi meminta agar Satgas Covid-19 mendampingi secara melekat kedatangan para delegasi G20 di bandara, hotel, dan lingkungan hotel atau resor sampai ke lokasi pertemuan.
"Rencana penerapan PPKM level 3 di seluruh Indonesia pada saat Natal dan Tahun Baru 2022 ini agar dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat dan sampaikan mengenai perkembangan kasus-kasus kenaikan di Eropa, ini penting sekali sebagai 'background' dari keputusan yang akan kita ambil," tambah Presiden.
Alasannya, menurut Presiden, ada beberapa pihak yang menolak pemberlakuan PPKM level 3 pada 24 Desember 2021-2 Januari 2022 karena menginginkan situasi menjadi normal kembali.
"Tapi kita harus ingat bahwa apa pun, utamanya pariwisata di Bali memang terdampak paling dalam, tapi perlu dijelaskan bahwa apabila situasi tidak terkendali justru akan memukul balik ekonomi dan pariwisata kita, apalagi sekali lagi kita akan menjadi tuan rumah 150 'meeting' yang ada di G20. Oleh sebab itu, saya minta intervensi di lapangan benar-benar terus dilakukan satgas terhadap 'event-event' yang ada," jelas Presiden.
Baca Juga:Agenda Presiden Jokowi di Kabupaten Gowa dan Jeneponto Selasa 23 November
Presiden Jokowi meminta para menteri untuk menyampaikan kepada para gubernur, bupati, dan wali kota guna menyeimbangkan gas dan rem sehingga dapat mempertahankan momentum perekonomian untuk tumbuh positif.
"Kita tahu di kuartal II tumbuh 7,07 persen, di kuartal III tumbuh 3,51 persen, dan kita harapkan di kuartal IV ini lebih baik dari kuartal yang ketiga," tambah Presiden.
Secara khusus, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin diminta untuk melakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan kesiapan rumah sakit bila terjadi lonjakan pasien sakit selama akhir Desember 2021 dan awal Januari 2022.
"Terakhir, vaksinasi agar target yang kita berikan 70 persen pada akhir tahun betul-betul tercapai. Saya minta proaktif jemput bola, datangi masyarakat, dan saya minta 'back up' dari TNI/Polri, terutama untuk yang lansia betul-betul dilakukan," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi mencontohkan metode vaksinasi dari pintu ke pintu (door to door) yang dilakukan BIN sudah dilakukan dengan baik.
"Karena yang divaksin lansia dan kita harapkan terutama untuk pemerintah daerah yang masih rendah vaksinasinya agar diberikan bantuan secara khusus," tegas Presiden Jokowi. (ANTARA)