"Dalam beberapa tahun terakhir vakum, dan ini yang akan bangun kembali. Sayang jika fasilitas pabrik sebesar ini disia-siakan, apalagi CNM unya produk benih jagung berlisensi," katanya.
Maryono optimis melihat potensi PT.CNM yang pabriknya bisa menampung 8 ribu ton benih per tahun. Menurutnya, geliat CNM akan "menghidupkan" masyarakat yang dulu ribuan orang bergantung hidup di perusahaan tersebut.
Menurutnya, BUMN tidak bisa sendiri untuk memberikan dampak naik terhadap masyarakat. BUMN perlu bersinergi dan ditopang perusahaan lokal. "BUMN hadir untuk Indonesia, bukan membunuh pengusaha lokal. Kalau CNM berproduksi besar lagi, ribuan orang akan merasakan dampak baiknya. Kita akan support," katanya.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD Kota Solok, Efriyon Coneng juga menyambut positif kerjasama Pertani dengan CNM itu. "Serapan ribuan tenaga kerja nantinya juga akan meningkatkan gairah perekonomian masyarakat di Kota Solok," katanya.'
Baca Juga:Satu ASN Pemkot Padang Diduga Jadi Istri Kedua Diperiksa Senin Depan
Selain itu, kata Efriyon, jika CNM kembali menggeliat, banyak lahan-lahan tidur masyarakat yang bisa dimaksimalkan dalam produksi jagung. "Tidak sekadar bicara bisnis, tapi bagaimana CNM sebagai perusahaan lokal benih jagung menjadi tuan di rumah sendiri, yakni Sumbar," katanya.