WHO Prediksi Kasus Covid-19 Bisa Tembus 300 Juta di Awal 2022, Ini Kata Menlu Retno

Kenaikan kasus positif Covid-19 terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan, per 4 Agustus 2021 lalu, kasus Covid-19 secara global berada di angka 200 juta kasus.

Riki Chandra
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 08:15 WIB
WHO Prediksi Kasus Covid-19 Bisa Tembus 300 Juta di Awal 2022, Ini Kata Menlu Retno
Menlu Retno saat ditemui wartawan di Istana Bogor. (Suara.com/Ummi HS).

SuaraSumbar.id - Kenaikan kasus positif Covid-19 terjadi di berbagai belahan dunia. Bahkan, per 4 Agustus 2021 lalu, kasus Covid-19 secara global berada di angka 200 juta kasus.

Hal itu dinyatakan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.

"Dunia hanya memerlukan waktu 6 bulan untuk mencapai 100 juta kedua. Sementara 100 juta kasus pertama memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. Artinya terjadi penyebaran Covid-19 dua kali lebih cepat saat ini," kata Retno, dikutip dari Suara.com, Kamis (19/8/2021).

Retno menyebut Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi tren jumlah kasus Covid-19 secara global pada tahun 2022, akan menembus angka 300 juta

Baca Juga:Menlu Retno Sebut WHO Prediksi Kasus Covid-19 Bisa Capai 300 Juta di Awal 2022

"Dirjen WHO memperkirakan dengan tren sekarang jumlah kasus dapat mencapai 300 juta pada awal tahun depan atau bahkan bisa lebih cepat lagi," kata dia.

Selain itu, Retno memaparkan pada periode 12-19 Agustus 2021, beberapa kawasan mengalami kenaikan kasus mingguan. Yakni Amerika Utara mengalami kenaikan sebesar 12 persen, Eropa sebesar 3 persen dan Oceania 24 persen.

Adapun kawasan Asean kata Retno mengalami penurunan sebesar minus 0,4 persen.

Retno menuturkan beberapa negara di Asean yang masih mengalami kenaikan signifikan, seperti Brunei Darussalam yang mengalami kenaikan 304 persen, Filipina 41 persen, Vietnam 12 persen, dan Thailand 6 persen.

Ia bersyukur Indonesia dapat kembali menekan penyebaran Covid-19 di periode tersebut.

Baca Juga:WHO Tidak Sarankan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 dan 4 Berita Kesehatan Menarik Lainnya

"Kita di Indonesia, alhamdulillah di periode tersebut dapat kembali menekan penyebaran kasus yaitu sebesar minus 22 persen," kata Retno.

Tak hanya itu, Retno menyebut untuk mengurangi penyebaran virus langkah utama yang diambil oleh negara di dunia yaitu pembatasan mobilitas dan penerapan protokol kesehatan serta percepatan atau akselerasi vaksinasi.

Percepatan vaksinasi, kata Retno tidak hanya untuk mengurangi kemungkinan penularan Covid-19, namun juga dapat mengurangi kemungkinan hospitalisasi dan tingkat kematian.

"Data dari berbagai negara menunjukkan, bahwa mayoritas mereka yang terinfeksi dan menjalani rawat inap adalah mereka yang belum divaksin, a pandemic of the unvaccinated," tuturnya.

Retno menjelaskan berdasarkan analisis yang dilakukan Public Health England, vaksinasi 2 dosis efektif dapat mencegah hospitalisasi dan kematian karena varian delta.

Data CDC Amerika Serikat juga kata Retno menunjukkan hospitalisasi dan kematian di negara di AS menurun sejak vaksinasi dimulai awal 2021.

"Sementara data Health Institute menunjukkan 99 persen kematian di Italia terjadi para penderita Covid-19 yang belum divaksin," kata Retno.

Kendati demikian kata Retno, penurunan kasus di Indonesia tak boleh membuat semua pihak lengah dan harus tetap waspada. Ia mencontohkan beberapa negara yang telah mengalami zero Covid-19, ternyata kembali mengalami penularan kasus Covid-19.

"Penurunan kasus di Indonesia jangan membuat semua pihak lengah sebaiknya terus waspada. Contoh berapa negara yang telah mengalami zero Covid-19 selama berbulan-bulan ternyata dapat mengalami penularan kembali. Mari kita terus berikhtiar. Mari kita bersama-sama terus mendukung program vaksinasi dan mempercepat laju vaksinasi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini