"Nanti saya sampaikan saat pembuktian dalam keterangan saksi. Saya pun turun waktu menemui sopir ini disaksikan oleh salah seorang warga, baru saya turun. Bukan kita hadang begitu saja dia, tidak ada itu," sambungnya.
Dia pun mengaku tak mungkin melakukan hal-hal bodoh kepada masyarakat. Apalagi saat kejadian itu, ada anak dan istrinya di dalam mobil.
"Kami yang hampir mati karena mengelakkan truk ini. Sopir ini harusnya berhenti, jangan main kabur saja," terangnya.
Sebelumnya, Hamka (20), seorang sopir truk melaporkan seorang oknum pimpinan DPRD Pasaman Barat, ke polisi. Warga Kecamatan Sungai Aur itu mengaku ditampar dan ditodongkan senjata api (senpi).
Baca Juga:Lapor Polisi, Hamka Ditampar dan Ditodong Senpi Pimpinan DPRD Pasaman Barat
Kabar itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Pasaman Barat, AKP Fetrizal. Dari laporan Hamka, peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/2/2021) sekitar pukul 16.50 WIB.
Kejadian dugaan penganiayaan itu berawal dari permasalahan truk yang dikemudikannya dengan mobil oknum pimpinan DPRD Pasaman Barat itu.
Lantas, wakil rakyat itu turun dan diduga menampar sopir truk tersebut. Tak hanya itu, bagian perut Hamka juga diduga ditodongkan senpi oleh ajudan pimpinan DPRD Pasaman Barat.
Hanya saja, kata AKP Fetrizal, pihaknya masih mendalami soal penodongan senpi tersebut.
"Informasi sementara, senpi itu ditodongkan ke arah perut sopir truk. Ini perlu pembuktian. Sebab, saksi belum diperiksa. Kemungkinan besok dilakukan pemanggilan saksi," katanya kepada SuaraSumbar.id, Jumat (26/2/2021).
Baca Juga:Karhutla Marak, Kapolda Sumbar: Buka Lahan Jangan Dibakar