SuaraSumbar.id - Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat terus bertambah, per Kamis (21/1/2021) menjadi 91 jiwa.
Komandan Korem/Danrem 142 Taro Ada Taro Gau, Brigjen Firman Dahlan mengatakan data tersebut merupakan data per pukul 12.00 WITA sore ini.
"Update terakhir dampak dari bencana ini, korban jiwa yang meninggal dunia ada 91 orang, terdiri dari di Mamuju 80 orang, di Majene 11 orang," kata Firman dalam jumpa pers virtual dari Majene.
Selain itu, tercatat korban luka berat sebanyak 404 orang, luka sedang 240 orang, dan luka ringan 1.474 orang.
Baca Juga:Masih Trauma Gempa, Warga Mamuju Takut Masuk ke Dalam Rumah
"Secara bertahap sudah mulai banyak yang sembuh," ujarnya.
Firman menyebut pihaknya memastikan tiga orang hilang karena tak berhasil ditemukan oleh tim SAR selama lima hari, pihak keluarga juga sudah menerima kondisi tersebut.
Kemudian 77.562 orang juga masih mengungsi, dengan rincian 57.827 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 19.735 orang mengungsi di Kabupaten Majene.
Tim SAR gabungan yang terdiri 1.625 personel terus melakukan pencarian di 20 sektor untuk mengevakuasi korban yang diduga masih terjebak di reruntuhan bangunan.
Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG melaporkan bahwa sudah terjadi 31 kali gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat terhitung sejak 14-18 Januari 2021.
Baca Juga:Sepekan Pasca Gempa Mamuju, Warga Masih Trauma Berada di Dalam Rumah
Potensi gempa susulan masih akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan dengan intensitas gempa yang mulai berkurang.
Warga yang tinggal di pesisir pantai juga diimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri menjauhi pantai jika terjadi gempa kuat di pantai, mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada tahun 1969.
Begitu pula dengan masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan atau yang melewati jalan di tepi tebing curam, perlu waspada karena gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
Masyarakat diminta selalu waspada dan mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui situasi terkini.