Temuan Baru, Ekstrak Ganja Kurangi Risiko Kematian Covid-19

Para ahli berniat untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mendapatkan perawatan berbasis ganja dalam uji klinis untuk melihat apakah ganja efektif merawat pasien Covid-19.

Riki Chandra
Selasa, 19 Januari 2021 | 19:20 WIB
Temuan Baru, Ekstrak Ganja Kurangi Risiko Kematian Covid-19
Ilustrasi daun ganja.[Pexels/Michael Fischer]

SuaraSumbar.id - Ekstrak ganja bisa menurunkan risiko kematian akibat terpapar Covid-19. Ekstrak ganja ini diyakini meningkatkan sistem kekebalan pasien yang tidak berfungsi akibat terjangkit virus corona.

Hasil penelitian ini diungkap para peneliti di University of Lethbridge. Mereka telah menyelidiki bagaimana ekstrak dari tanaman Cannabis Sativa berinteraksi dengan sitokin.

Tim ilmuwan menemukan tiga strain yang sangat efektif dalam mengurangi tingkat dua bahan kimia yang memainkan peran integral dalam badai sitokin.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Research Square, para peneliti memiliki lebih dari 200 varian ganja dan mempersempitnya menjadi tujuh varian untuk penelitian.

Baca Juga:Ekstrak Ganja Diklaim Dapat Kurangi Risiko Kematian Covid-19

"Dalam studi ini, kami mengidentifikasi tiga ekstrak yang merupakan strain yang sangat baik. Beberapa strain yang diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya juga cukup bagus," kata Dr Olga Kovalchuk, salah satu penulis penelitian, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (19/1/2021).

Ketiga strain tersebut hanya dikenal sebagai nomor empat, delapan, dan 14.

Para ilmuwan mencatat bahwa badai sitokin tetap ada bahkan setelah virus dibasmi dari dalam tubuh dan dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang bisa menjadi penyakit fatal.

Ini juga dapat menyebabkan fibrosis paru-paru, yaitu ketika jaringan paru-paru menjadi rusak dan memiliki jaringan parut sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

"Ketika kami mulai membaca literatur tentang apa yang mendorong ARDS, sangat jelas bahwa itu didorong oleh molekul yang sama yang terlibat dalam banyak penyakit autoinflamasi dan autoimun. Salah satunya adalah interleukin-6 (IL-6) dan yang lainnya disebut tumor necrosis factor alpha (TNF-a)," jelas Dr Kovalchuk.

Baca Juga:Total 736 Ribu Lebih Pasien Covid-19 di Indonesia Dinyatakan Sembuh

Dalam eksperimen yang dilakukan pada model jaringan kulit manusia 3D, yang dirancang untuk meniru tubuh manusia, para peneliti menemukan tiga ekstrak ganja yang menurunkan kadar IL-6 dan TNF-a.

Penelitian ini menggunakan tanaman ganja yang dibudidayakan secara profesional dan diekstraksi dengan hati-hati serta diterapkan pada model.

Meski temuan ini menggunakan ganja, para ilmuwan menegaskan tidak berarti merokok ganja atau menggunakan minyak CBD menawarkan perlindungan apa pun terhadap Covid-19.

Dr Kovalchuk dan tim sebelumnya juga menemukan bahan kimia ganja mungkin dapat mencegah Covid-19 menginfeksi sel manusia.

Para ahli berniat untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mendapatkan perawatan berbasis ganja dalam uji klinis untuk melihat apakah ganja efektif merawat pasien Covid-19 yang parah dalam perawatan intensif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak