Kasus Penipuan GrabToko, Bareskrim Periksa Saksi Pegawai Bank

Siber Barekrim Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi mulai dari karyawan PT. Grabtoko, karyawan bank dan pihak lain yang diperlukan, kata Ramadhan.

Erick Tanjung
Rabu, 13 Januari 2021 | 18:53 WIB
Kasus Penipuan GrabToko, Bareskrim Periksa Saksi Pegawai Bank
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan. [Antara]

SuaraSumbar.id - Badan Reserse Kriminal atau Bareskrim Polri melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi terkait penyidikan kasus dugaan penipuan toko online GrabToko dan pencucian uang.

"Sampai saat ini penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Siber Barekrim Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi mulai dari karyawan PT. Grabtoko, karyawan bank dan pihak lain yang diperlukan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Div Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (13/1/2021).

Pada Sabtu 9 Januari lalu, penyidik Siber Bareskrim Polri menangkap tersangka YMP (33) di kawasan Kelurahan Selong, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dalam kasus penipuan toko daring GrabToko dan pencucian uang.

Penangkapan YMP ini menindaklanjuti Laporan Polisi Nomor: LP/B/0019/I/2021/Bareskrim.

Baca Juga:Polisi Periksa Saksi dalam Kasus Penipuan Grabtoko

Modus operandi yang dilakukan oleh YMP adalah membuat sebuah website atau laman bernama GrabToko (www.grabtoko.com) yang menawarkan berbagai macam barang elektronik dengan harga yang sangat murah sehingga mengundang minat banyak orang yang akhirnya berbelanja, namun barang pesanan tidak kunjung dikirim.

Tercatat ada sebanyak 980 pemesan yang memesan barang elektronik dari situs GrabToko. Namun hanya sembilan pemesan yang menerima barang pesanan tersebut. Sementara 971 pemesan yang telah mengirimkan uang, pesanannya tidak dikirimkan.

Total kerugian atas kasus ini diperkirakan mencapai sekitar Rp17 miliar dari pihak iklan dan pembeli. Pelaku YMP disinyalir menginvestasikan uang hasil kejahatannya ke dalam bentuk mata "uang kripto".

Atas perbuatannya, YMP dijerat dengan Pasal 28 ayat 1 juncto Pasal 45A ayat 1 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 atas perubahan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 dan/atau Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 82 dan/atau Pasal 85 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana dengan ancaman maksimal enam tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar. (Antara)

Baca Juga:Raup Untung Rp 17 M, Begini Modus Yudha Bos Grabtoko Beraksi Tipu Konsumen

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak