Riki Chandra
Rabu, 03 Desember 2025 | 16:02 WIB
Posko Ante Mortem Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Padang, tempat pengumpulan data dan pengambilan sampel DNA keluarga. [Suara.com/Saptra S]
Baca 10 detik
  • Pusdokkes Polri kerahkan 15 dokter spesialis identifikasi jenazah banjir.

  • Kondisi jenazah membusuk membuat identifikasi visual sulit dan lama.

  • Sampel DNA korban dan keluarga dikirim ke Jakarta untuk kecocokan.

SuaraSumbar.id - Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri kerahkan 15 personel dokter spesialis dalam penanganan identifikasi jenazah korban banjir bandang di Sumatera Barat (Sumbar).

Dokter-dokter ini tersebar di posko DVI yang didirikan di lokasi bencana. Mereka terdiri dari dokter spesialis forensik, gigi, DNA hingga umum.

Kabid DVI Pusdokkes Polri, dr. Kombes Wahyu Idayati mengatakan, para dokter yang dikerahkan bertujuan membackup dokter yang dimiliki Polda Sumbar.

"Kami di sini membantu, karena korban bencana sudah (tersimpan) beberapa hari. Sehingga kondisi jenazah tidak segar," ujar Wahyu di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Rabu (3/12/2025).

Wahyu menjelaskan, secara visual kondisi jenazah korban banjir bandang sulit untuk dikenali. Kebanyakan, pakaian yang dikenakan tidak utuh.

"Sehingga kami kesulitan secara visual, kan harus dicocokkan pakaiannya, ciri-cirinya. Nah kalau kondisi jenazah sudah tidak bagus, kami kesulitan untuk mencocokkan itu," ungkapnya.

Maka itu, lanjut Wahyu, proses identifikasi membutuhkan waktu. Langkah dalam proses identifikasi selanjutnya dengan melakukan pengambilan DNA jenazah korban.

"Pemeriksaan DNA diambil dari jaringan tubuh korban, dan kemudian usap dalam pipi untuk diambil sel dan diambil sari-sari DNA," ungkapnya.

DNA korban ini bakal dikirim ke Jakarta. Wahyu menyebutkan, sampel DNA bagi keluarga yang merasa kehilangan saudara juga diambil sebagai sampel pembanding.

"Kami mengumpulkan data keluarga yang merasa kehilangan, diambil sampel DNA di posko anter motem untuk dibawa juga ke Jakarta. Sebagai sampel pembanding," jelasnya.

Wahyu mengungkapkan, berapa lama proses identifikasi keluar tergantung kondisi sampel DNA jenazah.

"Berdasarkan pengalaman mungkin lebih tiga hari sampai dua minggu. Tergantung sampel, karena lamanya jenazah juga berpengaruh terhadap sampel DNA," ucapnya.

Sementara itu Kabid Humas Polda Sumbar, Susmelawati Rosya menambahkan, update terkini untuk jenazah yang belum teridentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara berjumlah 32 korban.

"Total korban 193 korban meninggal, 216 orang hilang, ini rilis posko terpadu provinsi pukul 09.00 WIB. Rinciannya sudah teridentifikasi 61 orang, belum teridentidfikasi 32 orang. Perkembangan data terbaru nanti pukul 22.00 WIB," kata dia.

Kontributor: Saptra S

Load More