Riki Chandra
Kamis, 06 November 2025 | 21:46 WIB
Potret Zakir Naik. [Suara.com/Oke Atmaja]
Baca 10 detik
  •  Klaim Zakir Naik positif HIV/AIDS terbukti hoaks dan tidak benar.

  • Kuasa hukum Zakir Naik tegaskan tuduhan HIV/AIDS hanyalah fitnah.

  • Mafindo dan TurnBackHoax pastikan unggahan tersebut konten palsu.

     

SuaraSumbar.id - Beredar unggahan di media sosial yang menyebut pendakwah asal India, Zakir Naik positif HIV/AIDS dan tengah sekarat. Narasi itu diunggah akun Facebook @Mazmur.

Ini narasi yang beredar di media sosial Facebook tersebut:

“Inilah si Zakir Naik, sudah sekarat karena kena penyakit memalukan, HIV AIDS menggerogoti tubuhnya… Orang yang sering hina Tuhan Yesus sekarat sekarang.”

Lantas, benarkah informasi tersebut?

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta TurnBackHoax melalui penelusuran dengan kata kunci “Zakir Naik Positif HIV/AIDS” di Google, ditemukan pemberitaan inews.id berjudul “Zakir Naik Dituduh Terinfeksi HIV AIDS, Ini Faktanya!” yang tayang pada Kamis (11/9/2025).

Hoaks Zakir Naik mengidap HIV/AIDS. [Dok. Istimewa]

Dalam pemberitaan tersebut dijelaskan, Zakir Naik melalui kuasa hukumnya, Akberdin Abdul Kadir, menegaskan bahwa informasi tentang dirinya mengidap HIV/AIDS adalah “omong kosong dan berita palsu.”

“Tidak ada bukti apa pun yang menunjukkan klien kami menderita penyakit tersebut. Tuduhan ini fitnah dan dibuat untuk menjatuhkan nama baik beliau,” ujar Akberdin dikutip dari laporan media tersebut.

Sementara itu, penelusuran lanjutan dari okezone.com menjelaskan bahwa Zakir Naik merupakan ulama perbandingan agama yang telah berdakwah selama lebih dari 40 tahun.

Meski kerap menuai kontroversi karena dianggap menyinggung umat lain, Zakir Naik tetap memiliki banyak pengikut di berbagai negara.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, klaim Zakir Naik positif HIV/AIDS tidak memiliki dasar kebenaran. Informasi tersebut tergolong hoaks dan termasuk kategori konten palsu (false content) atau hoaks.

Publik diimbau untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya di media sosial agar tidak memperkuat penyebaran berita bohong.

Load More