Riki Chandra
Kamis, 30 Oktober 2025 | 22:45 WIB
Potret Inyiak Balang atau Harimau Sumatera. [Dok. Andri Mardiansyah]
Baca 10 detik
  •  Harimau Sumatera keluar habitat karena sakit dan mencari makan.

  • Induk harimau melahirkan cenderung menjauh demi lindungi anak.

  • BKSDA Sumbar imbau warga waspada saat beraktivitas di kebun.

SuaraSumbar.id - Fenomena Harimau Sumatera yang semakin sering terlihat di sekitar permukiman warga dan kebun masyarakat di Sumatera Barat membuat banyak pihak khawatir.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) mengungkapkan sedikitnya empat penyebab utama yang membuat satwa dilindungi itu keluar dari habitat alaminya.

Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra, menjelaskan bahwa salah satu alasan Harimau Sumatera muncul ke permukiman adalah karena kondisi fisik yang lemah.

“Ketika harimau dalam keadaan sakit atau cacat, kemampuan berburu mangsanya di alam menurun. Karena itu, mereka cenderung mencari sumber air atau makanan yang lebih mudah didapat, seperti ternak warga,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).

Selain faktor kesehatan, kemunculan harimau juga sering terjadi setelah induk harimau melahirkan. Dalam kondisi ini, induk cenderung menjauh dari kelompoknya, termasuk pejantan dewasa, untuk melindungi anak-anaknya.

“Harimau adalah satwa soliter. Induk akan mencari tempat aman, bahkan jika itu mendekati kebun atau permukiman,” katanya.

Faktor ketiga adalah musim kawin harimau, di mana pejantan dan betina dewasa saling mencari pasangan dan bersaing memperebutkan wilayah. Kondisi ini membuat harimau kerap berpindah tempat dan tidak jarang melintasi area yang dekat dengan aktivitas manusia.

Penyebab keempat yaitu masa sapih anak harimau. Saat anak mulai belajar berburu di usia dua tahun, induknya akan mengajarkan cara mencari mangsa.

“Biasanya mereka mencari target yang mudah dijangkau seperti hewan ternak di sekitar hutan,” jelasnya.

Untuk menghindari konflik antara manusia dan satwa liar, BKSDA Sumbar mengimbau warga agar lebih waspada saat beraktivitas di kebun, sawah, dan ladang. Warga diminta tidak bekerja sendirian di area tersebut dan memastikan ternak dikandangkan dengan aman.

Selain itu, masyarakat disarankan untuk membatasi aktivitas di luar hingga pukul 17.00 WIB dan tidak memasang jerat liar yang bisa membahayakan satwa dilindungi.

BKSDA Sumbar juga meminta warga memverifikasi setiap informasi tentang kemunculan Harimau Sumatera sebelum menyebarkannya ke media sosial, agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat. (Antara)

Load More