Riki Chandra
Rabu, 15 Oktober 2025 | 15:17 WIB
Ilustrasi video viral. (Jatimnet)
Baca 10 detik
  •  Tidak ada bukti autentik video panas Bu Ida Tuban.

  • Isu viral berasal dari unggahan TikTok tanpa verifikasi fakta.

  • Publik diimbau bijak dan hindari sebar konten belum terbukti.

SuaraSumbar.id - Jagat maya kembali geger setelah muncul video bernarasi video panas Bu Ida Tuban berdurasi 9 menit 30 detik yang viral di media sosial TikTok dan X.

Lantas, warganet pun ramai-ramai mengaitkan video itu dengan dugaan penggerebekan terhadap seorang guru bernama Bu Ida dan rekannya di sebuah kontrakan. Unggahan ini memicu video viral besar dan spekulasi liar.

Beberapa akun TikTok bahkan menyebutkan istilah “mabar Bu Ida Tuban” sebagai pendorong penyebaran tajam isu ini.

Isu mabar Bu Ida Tuban mencuat saat akun TikTok @cilomut membagikan sebuah unggahan dengan keterangan:

“Guru Tuban viral 9 menit 30 detik. Dulu mereka teman kerja, lama-lama muncul rasa. Eh, pas mabar di kontrakan, digerebek warga. Padahal si bapak guru katanya sudah punya istri.”

Tulisan tersebut dilengkapi tagar seperti #idaparengantuban, #beritatiktok, dan #fyp yang mempercepat peredaran cerita hingga menembus ribuan tanggapan.

Warganet menyebut istilah “mabar” yang biasanya merujuk ke permainan bersama tetapi dalam kasus ini memantik berbagai tafsir tanpa dasar jelas.

Namun, setelah dilakukan pengecekan tim Cek Fakta, belum ditemukan bukti autentik maupun tayangan video asli yang sesuai dengan klaim video panas Bu Ida Tuban 9 menit 30 detik.

Akun-akun yang dituduh membagikan video asli ternyata tidak memuat konten yang menampilkan Bu Ida atau kegiatan penggerebekan seperti yang diklaim.

Selain itu, tidak ada juga klarifikasi resmi dari pihak sekolah tempat Bu Ida mengajar ataupun aparat setempat hingga saat ini. Semua jelajah media menyebut bahwa konten terkait video viral tersebut belum dapat diverifikasi.

Kasus ini menjadi contoh jelas bagaimana informasi yang belum diverifikasi bisa meluas dengan cepat, menjelma menjadi hoaks dan menimbulkan stigma serius terhadap individu yang dituduh.

Masyarakat diimbau untuk tidak ikut menyebarkan tautan atau narasi yang belum terbukti secara sahih. Gunakan media sosial dengan bijak dan selalu kritis terhadap sumber informasi.

Load More