- Psikolog UI ingatkan bahaya curhat dengan AI yang tidak personal.
- AI tak mampu pahami kondisi emosional dan kepribadian seseorang.
- Romi sarankan konsultasi manusia lebih objektif dan empatik dibanding AI.
SuaraSumbar.id - Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim M.Psi, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat menggunakan AI untuk curhat atau berkonsultasi mengenai masalah hati dan kepribadian.
Menurutnya, kecerdasan buatan tidak bisa sepenuhnya memahami situasi emosional seseorang sebagaimana manusia.
“Apa yang diungkapkan oleh AI mungkin betul, tapi apakah itu bisa suitable atau cocok untuk situasi kondisi orang ini saat ini, itu yang mesti dipertanyakan lebih lanjut. Kalau kaitannya dengan sesuatu misalnya masalah hati, kepribadian, ada baiknya untuk tidak selalu dengan AI konsultasinya,” katanya, Senin (13/10/2025).
Romi menjelaskan bahwa jawaban dari kecerdasan buatan cenderung bersifat umum karena bersandar pada data yang sama untuk banyak orang. Hal ini menyebabkan respons AI bisa menjadi standar dan tidak mempertimbangkan kondisi unik seseorang.
“Bagaimana dia meresponsnya, beradaptasi dengan masalahnya, bagaimana dia juga kemudian mencari jalan keluar dari masalahnya. Hal itu kan kalau kita konsultasi ke seseorang manusia, maka kemungkinan akan dipertimbangkan hal-hal yang lain,” ujar Romi.
Menurutnya, AI untuk curhat memang bisa memberikan jawaban cepat berdasarkan kumpulan data. Namun, dalam konteks permasalahan pribadi yang kompleks seperti kepribadian atau relasi sosial, AI tidak dapat menilai situasi emosional secara mendalam. Konsultasi dengan manusia dinilai tetap penting karena mempertimbangkan aspek psikologis dan empati.
Romi menyebutkan bahwa sebagian orang merasa lebih nyaman berbicara dengan AI karena menganggapnya bukan manusia, sehingga tidak ada rasa takut dihakimi atau rahasianya tersebar. Namun, hal ini justru berisiko menimbulkan kesalahan persepsi dan keputusan yang keliru.
Jika seseorang merasa tidak memiliki teman dekat, Romi menyarankan agar tidak ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Ia menegaskan, hal itu tidak berarti seseorang memiliki gangguan jiwa. Konsultasi profesional justru membantu menemukan solusi yang objektif dan sesuai kondisi pribadi.
“Ada baiknya memberikan kesempatan pada diri orang ini yang perlu konsultasi itu untuk mengevaluasi dulu. Apakah saya memang tidak sama sekali membutuhkan orang untuk curhat, atau memang hanya dengan butuh dengan AI. Karena jangan sampai dengan hasil informasi yang diberikan AI bisa jadi salah jalan juga,” tutur Romi.
Menurut Romi, manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Karena itu, interaksi dengan sesama manusia tetap menjadi kebutuhan penting dalam menjaga kesehatan mental. Ia menegaskan, AI untuk curhat sebaiknya hanya digunakan untuk hal-hal ringan dan bukan untuk membahas permasalahan emosional yang mendalam.
“Kalau kadang-kadang cari informasi kecil tentang sesuatu ‘saya kok suka cemas ya apa ya penyebabnya bisa ini bisa ini’, nah itu mungkin masih bisa ya. Tapi kalau misalnya sudah mendalam, kalau menurut saya sebaiknya tidak dengan AI lagi,” jelas Romi. (Antara)
Berita Terkait
-
Bisnis AI Kian Diminati Perusahaan Dunia, Raksasa China Bikin 'AI Generatif' Baru
-
Pertama Kalinya di Indonesia, Fitur AI Bisa Analisis Pasar Saham dan Kripto
-
Perplexity Luncurkan Browser AI Comet untuk Pengguna Android
-
Waspada! Bahaya Tersembunyi Chatbot AI yang Dipakai Anak Muda untuk 'Mendiagnosis' Kesehatan Mental
-
Tiga Tahun ChatGPT: Mengubah Cara Orang Mencari Informasi di Internet
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Bukittinggi Tunda Minang Geopark Run 2025, Ini Alasannya
-
25 Korban Banjir Bandang Salareh Aia Agam Dievakuasi, Identitas 8 Korban Belum Diketahui!
-
Kronologi Korban Selamat dari Banjir Bandang Agam Meninggal, Tolak Dievakuasi Walau Dibujuk Tim SAR
-
Pengisian BBM Solar Subsidi di SPBU Sumbar Bakal Dibatasi, Berlaku Desember 2025!
-
7 Warga Pasaman Barat Tertimbun Longsor, 1 Orang Selamat!