Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 02 Juli 2025 | 20:43 WIB
Anak Harimau Sumatera jenis betina, Banun Kinantan. Kelahiran harimau ini menambah koleksi satwa langka di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. [Dok. Antara/Al Fatah]

Tim medis bersama BKSDA Sumbar mencurigai adanya kelainan genetik pada keturunan pasangan ini.

"Dari indukan yang sama, generasi satu hingga kelima itu kebanyakan anak harimau diduga mengalami kelainan genetik," ungkap Hartono.

Dugaan kelainan genetik ini memicu kekhawatiran terhadap keberlangsungan program breeding harimau sumatera di TMSBK Bukittinggi.

Jika terbukti, maka keberhasilan reproduksi dari pasangan induk tersebut justru berisiko memperlemah populasi harimau sumatera yang seharusnya dikonservasi dengan optimal.

Hartono menyebut, hingga kini TMSBK Bukittinggi telah memiliki 11 individu harimau sumatera. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu pusat konservasi penting di Pulau Sumatera.

"Melihat perkembangannya, harimau ini luar biasa," ucap Hartono.

Pada 21 Juni 2025 lalu, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, bahkan turut memberi nama kepada dua anak harimau hasil breeding dari pasangan Bujang Mandeh dan Yani. Namun hanya selang lima bulan, induk tersebut kembali beranak dan kini terjadi tragedi.

"Artinya ini adalah sesuatu yang luar biasa terkait dengan breeding untuk spesies harimau," kata Hartono.

Load More