Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 18 April 2025 | 15:38 WIB
Anak Harimau Sumatera jenis betina bernama Banun Kinantan lahir di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. [Dok. Antara/Al Fatah]

“Ia juga masih mendapat susu dua kali sehari, pagi dan sore, karena induknya hanya mau menyusui selama satu minggu sejak kelahiran,” kata Amril.

Banun Kinantan dijadwalkan akan diperkenalkan secara resmi kepada publik oleh Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, pada 28 April 2025 mendatang. Acara ini sekaligus menjadi bagian dari kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang akan berlangsung di Bukittinggi.

“Perkenalan Banun kepada masyarakat akan menjadi momen istimewa dan sekaligus memperkuat posisi TMSBK Bukittinggi sebagai destinasi wisata edukatif dan konservatif. Banun bukan hanya daya tarik wisata, tetapi simbol keberhasilan kita dalam menjaga keberlangsungan Harimau Sumatera,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi, Rofie Hendria.

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah salah satu spesies harimau paling langka di dunia dan hanya ditemukan di Pulau Sumatera. Satwa ini kini berstatus “Kritis” menurut daftar merah IUCN, dengan populasi liar yang diperkirakan tidak lebih dari 400 ekor akibat hilangnya habitat dan perburuan liar.

Keberhasilan TMSBK Bukittinggi dalam melakukan konservasi eks-situ, termasuk kelahiran beberapa Harimau Sumatera dalam beberapa tahun terakhir, mendapat perhatian dari berbagai pihak.

TMSBK yang berada di bawah binaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai lembaga pelestarian keanekaragaman hayati yang nyata.

Dengan lahirnya Banun Kinantan, harapan baru muncul bagi pelestarian Harimau Sumatera di masa depan. Diharapkan, upaya yang telah dilakukan oleh TMSBK dan pemerintah daerah bisa terus diperkuat melalui kolaborasi lintas sektor demi menyelamatkan satwa kebanggaan Sumatera ini dari ancaman kepunahan.

Load More